Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah terus berjuang mengamankan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun ini dengan berbagai upaya, mulai dari menaikkan tarif tenaga listrik sampai pemangkasan belanja Kementerian/Lembaga (K/L). Langkah ini ditempuh agar Indonesia tak mengecap defisit hingga Rp 471,5 triliun atau 4,69 persen dari PDB.
Menteri Keuangan, Chatib Basri mengungkapkan, dengan skenario tak melakukan apa-apa, maka pendapatan negara sebesar Rp 1.528 triliun, sedangkan dalam Rancangan APBN Perubahan 2014 diperkirakan sebesar Rp 1.597,7 triliun.
"Kalau nggak melakukan apa-apa defisit bisa melampaui ambang batas sebesar 49 persen menjadi Rp 471,5 triliun dari asumsi 2,50 persen atau Rp 251,7 triliun," ujar Chatib di Gedung Banggar DPR, Jakarta, Rabu (11/6/2014).
Kondisi ini bisa terjadi karena belanja negara akan mengalami pembengkakan hingga Rp 1.999,9 triliun apabila pemerintah tak melakukan apapun. Angka ini jauh melampaui asumsi RAPBN-P tahun ini Rp 1.849,4 triliun.
Oleh sebab itu, Chatib mengaku, pemerintah melakukan beberapa upaya. Pertama, mengurangi volume bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dari 48 juta kiloliter (kl) menjadi 46 juta kl. Perkiraan penghematan sebesar Rp 7 triliun dengan menurunkan kuota sebanyak 2 juta kl.
"Juga ada penerimaan dari blok tangguh sebesar Rp 1,7 triliun (net). Penerimaan PBB migas Rp 0,3 triliun dan PNBP mineral batubara Rp 0,7 triliun," tutur Chatib.
Sementara dari kenaikan tarif listrik di enam sektor, kata dia, dapat menghemat Rp 8,51 triliun. Dan penghematan belanja pemerintah pusat dengan alokasi untuk pemilihan umum putaran kedua Rp 3 triliun, KPU Rp 2,9 triliun, Bawaslu Rp 2,95 miliar, honor pengawas pemilu kecamatan dan lainnya.
Dengan skenario ini, Chatib mengaku, pendapatan negara akan mencapai Rp 1.613 triliun, belanja negara Rp 1.864,4 triliun dengan defisit 2,50 persen atau senilai Rp 251,3 triliun. "Sehingga total pemotongan belanja K/L melalui exercise ini dari Rp 100 triliun menjadi Rp 69,9 triliun," tukasnya. (Fik/Ahm)
Jurus Pemerintah Amankan Anggaran Negara
Bila pemerintah tidak melakukan upaya mengamankan APBN maka defisit melampaui ambang batas sebesar 49 persen menjadi Rp 471 triliun.
diperbarui 11 Jun 2014, 22:00 WIB(Foto: Fiki Ariyanti/Liputan6.com)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Investor Abaikan Donald Trump, S&P 500 dan Dow Jones Cetak Rekor Baru
Pramono dan Keluarga Gunakan Hak Pilih di TPS 046 Cipete Selatan, Warga Doakan Menang Satu Putaran
Menteri Ara Minta Target Penyaluran KPR FLPP Naik Jadi 800 Ribu Rumah di 2025
Terlanjur Terima Duit Serangan Fajar Pilkada, Harus Bagaimana? Simak Kata Buya Yahya
Top 3 News: PDIP Tegaskan Tersangka Judi Online Alwin Jabarti Kiemas Bukan Keluarga Megawati
Nonton Gemini Man (2019) di Vidio: Pertarungan Seru Will Smith Melawan Dirinya Sendiri
Hasil Penelitian Adalah: Panduan Lengkap Menyusun dan Menganalisis
Ini Pesan Anies Baswedan untuk Warga Jakarta di Momen Pencoblosan Pilkada 2024
Regulasi OTT Jadi PR Besar, KPID Jabar Desak Pemerintah Lindungi Masyarakat dari Konten Negatif
Cuaca Besok Kamis 28 November 2024: Jakarta Pagi Hari Seluruhnya Berawan Tebal
Pasar Saham Asia-Pasifik Dibuka Beragam, Mengikuti Rekor Baru Wall Street
Ridwan Kamil Akan Antar Bahlil Lahadalia Mencoblos di TPS Sebelum Bertolak ke Bandung