PM Irak Tuding Ada Konsiprasi Jatuhnya Mosul ke Kelompok Ekstrem

Setengah juta warga Mosul terpaksa melarikan diri dari ibukota Provinsi Nineveh.

oleh Rochmanuddin diperbarui 12 Jun 2014, 03:51 WIB
Setengah juta warga Mosul terpaksa melarikan diri dari ibukota Provinsi Nineveh.

Liputan6.com, Baghdad - Perdana Menteri Irak Nouri al-Maliki menuding adanya konspirasi di balik jatuhnya kota Mosul, Irak utara, ke tangan kelompok ekstrem berhaluan Islam, ISIS atau Negara Islam Irak dan Levant.

Seperti dilansir BBC, Rabu (11/6/2014), dalam pidato yang disiarkan secara nasional hari ini, Nouri mengatakan tentara yang melakukan desersi atau membelot akan dikenai hukuman.

Pernyataan ini dikeluarkan setelah sekitar 500 ribu penduduk Mosul, ibukota Provinsi Nineveh mengungsi, menyusul jatuhnya kota itu ke tangan kelompok ISIS. Nouri mengimbau kepada penduduk Provinsi Nineveh agar tetap memiliki harapan.

"Saya ingin menyampaikan kepada warga Nineveh untuk tidak menyerah pada tuntutan orang-orang itu. Kami bersama Anda. Negara bersama Anda, militer bersama Anda, dan setiap orang di Irak bersama Anda," katanya.

"Meskipun pertempuran berlangsung lama, kami tidak akan membiarkan Anda karena Irak menghadapi kampanye teror yang ganas," tegasnya.

Sejumlah sumber keamanan menyebutkan, kelompok pemberontak berhaluan Islam juga telah menyerang Tikrit, setelah Mosul jatuh.

Mereka mengatakan kelompok milisi sekarang menguasai sebagian wilayah Tikrit, kota asal mantan Presiden Irak Saddam Hussein. Kota ini terletak sekitar 150 Km dari Baghdad.

Milisi juga bergerak ke daerah-daerah lain, di antaranya menyerang kota penyulingan minyak Baiji di Provinsi Salaheddin.

Seorang mantan pemimpin milisi Syiah, Moqtada al-Sadr menyerukan pembentukan satuan-satuan pengaman untuk menjaga situs-situs keagamaan.

Pemerintah Irak pimpinan PM Maliki dituduh menerapkan kebijakan-kebijakan diskriminatif yang mengobarkan kekerasan etnik.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya