BI Rate Tak Berubah Selama 8 Bulan

BI harus mempertahankan BI rate untuk menjaga pertumbuhan ekonomi dan mengatasi defisit neraca transaksi berjalan.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 12 Jun 2014, 15:28 WIB
Ilustrasi (vibiznews.com)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) kembali menahan suku bunga acuan (BI Rate) di level 7,50 persen dengan suku bunga Lending Facility dan suku bunga Deposit Facility masing-masing tetap pada level 7,50 persen dan 5,75 persen.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Tirta Segara menjelaskan, keputusan BI untuk mempertahankan suku bunga acuan tersebut dalam upaya untuk mengarahkan inflasi sesuai dengan sasaran di kisaran 4,5 persen pada 2014 dan 4 persen di 2015. "Selain itu, juga untuk menurunkan defisit transaksi berjalan ke tingkat yang lebih sehat," jelasnya, Kamis (12/6/2014).

Di awal bulan ini, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan Inflasi bulanan pada Mei 2014 tercatat sebesar 0,16 persen, naik jika dibanding bulan sebelumnya yang tercatat deflasi 0,02 persen. Sedangkan angka inflasi tahunan tercatat 7,32 persen, naik dibanding sebelumnya yang tercatat 7,25 persen.

Sedangkan Neraca perdagangan Indonesia pada April 2014, mengalami defisit sebesar US$ 1,96 miliar setelah pada bulan sebelumnya mencatat surplus sebesar US$ 0,67 miliar. Kinerja neraca perdagangan tersebut dipengaruhi oleh neraca perdagangan non migas yang berbalik dari surplus menjadi defisit.

Langkah Bank Indonesia menahan suku bunga acuan ini sesuai dengan perkiraan Direktur PT Bahana TCW Asset Management, Budi Hikmat. Menurutnya, mau tidak mau BI harus mempertahankan BI rate untuk menjaga pertumbuhan ekonomi dan mengatasi defisit neraca transaksi berjalan.

Budi melanjutkan, bila BI Rate diturunkan maka pertumbuhan ekonomi tidak aman karena dapat mendorong impor semakin besar sehingga menganggu neraca transaksi berjalan. "Kalau dinaikan ekonomi jadi melambat," tutur Budi. (Yas/Gdn)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya