Liputan6.com, Seoul - Ribuan Polisi Korea Selatan menggerebek bangunan tempat sebuah kelompok agama, sebagai bagian dari perburuan pemilik feri Sewol, Yoo Byung-Eun. Kapal itu tenggelam di perairan Laut Kuning pada 16 Maret. Penggerebekan ulang pada Kamis ini adalah yang kedua kalinya.
"Penggerebekan ke kompleks rumah ibadah dan pertanian luas di Anseong, 80 kilometer selatan Seoul, melibatkan sekitar 3.600 petugas," kata seorang juru bicara polisi seperti dikutip Liputan6.com dari Channel News Asia, Kamis (12/6/2014).
Advertisement
Dalam tayangan televisi setempat, terlihat polisi anti huru-hara membentuk barikade manusia dengan perisai di sekitar fasilitas utama kompleks rumah ibadah, yang diyakini pernah ditinggali Yoo.
Namun tak diketahui pasti apakah polisi telah melakukan penahanan dalam serangan kedua ini.
Pada penggerebekan sebelumnya, Rabu 11 Juni, 6.000 polisi dikerahkan. Para penyidik jugamenahan 5 orang yang diduga membantu Yoo mangkir dari panggilan resmi jaksa.
Tiga minggu sebelumnya, mereka juga telah melakukan penggerebekan. Namun mereka pulang dengan tangan kosong, sementara Yoo dikabarkan melarikan diri ke luar negeri.
Yoo adalah salah satu anggota keluarga di pemliik Chonghaejin Marine Co, yang memiliki dan mengoperasikan kapal seberat 6.825 ton yang menewaskan sekitar 300 orang.
Yoo dicari-cari untuk dimintai keterangan atas keterlibatannya dalam penggelapan dan kelalaian yang menyebabkan Sewol tenggelam. Karena dari penyelidikan jaksa, kandasnya Sewol disebabkan oleh kurangnya standar keselamatan dan ada pelanggaran peraturan.
Yoo tidak memiliki kepentingan langsung di Chonghaejin, tapi anak-anaknya dan beberapa orang dekat mengendalikannya.
Hadiah 500 juta won atau sekitar Rp 5,8 miliar ditawarkan untuk informasi yang mengarah pada penangkapan Yoo, dan 100 juta won untuk putra tertuanya, Yoo Dae-Kyun.
Menurut juru bicara dari rumah ibadah tempat Yoo, pria itu sedang dijadikan kambing hitam untuk bencana Sewol. Karena pemerintah tidak mau menerima tanggung jawab atas kegagalan regulasi yang berkontribusi terhadap tragedi itu.
Pihak rumah ibadah juga telah menawarkan hadiah Rp 5,8 miliar untuk orang-orang yang mengungkapkan kebenaran di balik kecelakaan.
Yoo menggambarkan dirinya sebagai seorang seniman dan fotografer, dan pernah dihukum karena penipuan ketika sebuah perusahaan di bawah kendalinya bangkrut. (Ein)