Liputan6.com, Jakarta - Jumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dimiliki pemerintah Indonesia saat ini masih terlampau banyak. Pemerintah berharap perusahaan pelat merah bisa jauh berkurang sehingga kinerjanya semakin kinclong.
Menteri BUMN, Dahlan Iskan mengaku, hari ini pihaknya bersama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Chairul Tanjung membahas soal restrukturisasi atau pengurangan jumlah BUMN di Tanah Air.
"Memang tadi kami laporkan juga karena Pak Menko bilang, bukan banyaknya BUMN tapi kualitasnya. Ini juga yang diminta untuk menjalankan program pembentukan holding," terangnya usai Rakor BUMN di Jakarta, Kamis (12/6/2014).
Pembentukan holding yang tengah dikejar Kementerian BUMN, antara lain holding perkebunan, holding kehutanan, konsolidasi perusahaan pelat merah yang bergerak di bidang pangan dan lainnya.
"Misalnya Perta Arun Gas (PAG) dan PT PLN Persero yang sekarang sudah selesai konsolidasinya dan PAG bahkan maju sekali. Konsolidasi PT Rukindo dengan PT Pelindo II, PT Taruna Tirna ke KBN. Itu kami laporkan semua," ucap dia.
Konsolidasi lain, kata Dahlan antara perusahaan pangan ke PT Pupuk Indonesia. BUMN pangan itu antara lain, PT Sang Hyang Sri (SHS) dan Pertani. Hal ini dilakukan agar perusahaan tersebut mampu menyalurkan benih kepada masyarakat tanpa perlu terbebani oleh masa lalu.
"Pengadaan benih padi dialihkan ke Pupuk Indonesia, karena tadinya kan tanggung jawab SHS tapi SHS tidak punya kemampuan untuk membeli benih dari masyarakat karena masa lalu yang berat. Makanya tanggung jawab dilimpahkan ke Pupuk Indonesia dan SHS dikonsolidasi ke sana, sehingga pelaksanaannya tidak sulit," terang Dahlan.
Realisasi konsolidasi ini, tambah dia, diharapkan rampung dua bulan ke depan. Sedangkan Peraturan Pemerintah (PP) menunggu dari Presiden.
"Mudah-mudahan konsolidasi SHS ke Pupuk Indonesia bisa dalam dua bulan ini. Karena kami perlu mengurangi jumlah BUMN yang terlalu banyak. Sekarang kan tinggal 120-an, idealnya 80-an perusahaan. Jadi harus berkurang lagi," sambung dia.
Hal ini dibenarkan CT. Dia mengaku, penggabungan beberapa BUMN terkait perusahaan pangan perlu dilakukan agar SHS mempunyai kemampuan dan kualitas baik dalam melaksanakan tugasnya.
"Konsolidasi yang lagi dalam proses Sucovindo dan Surveyor Indonesia, PAG dan PLN, Rukindo dan Pelindo II, dan perusahaan lainnya. Sedangkan antara PGN dan Pertamina nggak kita bahas karena menyangkut masalah besar," tukasnya. (Fik/Gdn)
BUMN RI Idealnya Ada 80 Perusahaan
Pembentukan holding yang tengah dikejar Kementerian BUMN, antara lain holding perkebunan dan holding kehutanan,
diperbarui 12 Jun 2014, 16:21 WIB(Foto: Istimewa)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Hujan Disertai Angin Kencang, Pohon Tumbang di Pondok Bambu Jakarta Timur
Pengacara Alvin Lim Meninggal Dunia
7 Potret Pernikahan Winona Delany dan Frank Hutapea Putra Hotman Paris, Khidmat
Manchester City Tawar Striker Ganas Bundesliga
Pakaian Terkena Najis, Apa Tetap Bisa Sholat? Simak Penjelasan Yahya
Bahagianya Slank Tampil Sepanggung bersama Anak-anaknya di Konser HUT Pasar Malam Empat Satoe
Suhu Minus dan Salju Tak Halangi Demo Pro dan Anti Presiden Yoon Suk Yeol di Korea Selatan
Investor Bitcoin Menanti 40% Laba yang Belum Terealisasi
Eksistensi Bis Kota Ditengah Gempuran Kopi Kemasan Sekali Seduh
Profil Alvin Lim, Pengacara Tersohor yang Meninggal karena Gagal Ginjal
7 Rekomendasi Drakor yang Wajib Ditonton Setelah When the Phone Rings Berakhir
Kunjungan Wisman ke Indonesia Tembus 12,66 Juta Kunjungan hingga November 2024, Masih Kalah Jauh dari Thailand