Tiga Alasan BI Mempertahankan Suku Bunga Acuan

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG)  Juni memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan (BI Rate) di level 7,5 persen dengan diikuti juga oleh landing Fasility di 7,5 persen dan deposit fasility 5,75 persen.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Tirta Segara menjelaskan setidaknya ada tiga alasan mengapa BI masih mempertahankan BI rate yang sudah bergeming selama delapan bulan.

"Pertama itu karena seperti diketahui, masalah current account masih menjadi isu utama, dimana malah pada bulan April sedikit melebar," kata Tirta saat ditemui di Gedung Bank Indonesia, Kamis (12/6/2014).

Tidak hanya itu, Tirta menambahkan neraca perdagangan Indonesia pada April 2014 juga mengalami defisit sebesar US$ 1,96 miliar. Defisit tersebut sesuai dengan pola musimannya, antara lain terkait dengan meningkatnya permintaan menjelang bulan puasa dan Hari Raya Idul Fitri.

Impor nonmigas mencatat peningkatan, didorong oleh kenaikan impor barang utama seperti mesin dan peralatan mekanik serta mesin dan peralatan listrik.

Sementara faktor kedua adalah mengenai inflasi. Tirta menjelaskan, inflasi diperkirakan akan juga masih tinggi terkait kenaikan harga bahan baku jelang Lebaran.

"Jadi rencana pemerintah menaikkan TDL rumah tangga dan industri non go publik akan memberikan tekanan inflasi lain maupun inti," jelasnya.

Sementara faktor ketiga berasal dari pengaruh luar negeri dengan BI melihat pertumbuhan ekonomi negara tujuan ekpor terbesar yaitu Tiongkok masih menunjukkan perkembangan yang belum menggembirakan.

"Sehingga kami mencari keseimbangan dari risiko-risiko tersebut dengan tetap menjaga BI rate pada level yang stabil," tutup Tirta. (Yas/Ahm)