Bolak-balik Pipis Belum Tentu Gejala Membesarnya Prostat

Pria yang sering mondar-mandir ke toilet untuk buang air kecil belum tentu positif mengalami pembesaran prostat.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 13 Jun 2014, 12:00 WIB
Pelecehan seksual yang dialami bocah A terjadi di toilet sekolah. Seharusnya anak seusia A didampingi ketika ke toilet.

Liputan6.com, Jakarta Untuk mengetahui apakah seorang pria mengalami pembesaran prostat dapat dilihat dari gejala yang timbul. Bila seorang pria sering kesulitan menahan kencing, sering kecing, dan sering kencing di malam hari, kemungkinan besar mengalami kondisi tersebut.

Meski begitu, bila kita melihat rekan kerja atau saudara yang sering mondar-mandir ke toilet hanya untuk buang air kecil, belum dapat dikatakan bahwa orang itu positif mengalami pembesaran prostat.

"Banyak faktor yang membuat orang sering kencing. Banyak minum air putih atau udara dingin yang berasal dari AC dapat membuat orang untuk bolak-balik kencing. Jadi, belum tentu yang bolak-balik kencing itu kena prostat," kata Spesialis Urologi Rumah Sakit Premier Bintaro, dr. Gideon FP Tampubolon, Sp.U dalam acara `Health Talk: Laser untuk Penanganan Terkini Pembesaran Prostat dan Batu Saluran Kemih` di Rumah Sakit Premier Bintaro, Tangerang Selatan, Kamis (12/6/2014).

Maka itu, untuk memastikan apakah pria menderita pembesaran prostat, dibutuhkan pemeriksaan lebih lanjut dan dokter harus mengumpulkan semua gejala yang dirasakannya. "Dokter itu kayak detektif, mengumpulkan semua gejala untuk mengetahui apakah kena prostat atau tidak. Setelah itu, barulah dibuat kesimpulan penyakitnya apa" kata Gideon menerangkan.

Jadi, lanjut dia, pria yang sering kencing bukan berarti mengalami prostat. Apalagi bila orang tersebut masih muda, tidak mungkin mengalami kondisi itu. "Prostat kan dialami pria usia 50 tahun ke atas. Epidemiologi penyakit ini, dialami oleh 40 persen pria di atas 60 tahun," kata dia menerangkan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya