Liputan6.com, Jakarta - Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa pada pertemuan Global Summit to End Sexual Violence in Conflict di London, Inggris pada 12-13 Juni 2014, menegaskan pentingnya masyarakat internasional mengambil langkah nyata mengakhiri kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak dalam konflik bersenjata.
"Indonesia mendorong adanya sebuah pendekatan bersama dalam menangani isu tersebut, melalui empat langkah konkrit: pencegahan, deteksi dini, perlindungan, serta tindakan hukum dan pemberian keadilan bagi para korban," ujar Marty dalam keterangan tertulisnya, Kamis (12/6/2014).
Keempat langkah tersebut, menurut Marty, sangat penting guna mensinergikan dan mengefektifkan upaya nyata, bersama negara-negara dalam mengakhiri kekerasan seksual dalam konflik bersenjata.
Marty juga menggarisbawahi arti penting peran misi penjaga perdamaian, dalam upaya menangani kekerasan seksual dalam konflik bersenjata.
“Sebagai yang terdepan dalam menjaga perdamaian di daerah konflik, pasukan penjaga perdamaian harus memiliki kapasitas untuk mencegah dan menangani kekerasan seksual dalam konflik bersenjata," ujar Marty.
Indonesia, kata Marty, sebagai salah satu negara kontributor pasukan penjaga perdamaian PBB, telah mengintegrasikan nilai-nilai dan pengetahuan HAM. Serta hukum humaniter kepada pasukan
penjaga perdamaian Indonesia.
"Indonesia adalah salah satu dari 14 negara champions dari Preventing Sexual Violence Initiative (PSVI), sebuah inisiatif global untuk mencegah dan mengakhiri kekerasan seksual dalam konflik bersenjata," ujar Marty.
Global Summit dihadiri kurang lebih 2000 peserta dari 114 negara, yang terdiri dari dua kepala negara, 70 menteri, ratusan pakar dan sejumlah peserta lainnya.
Global Summit merupakan tindak lanjut dari deklarasi Global Commitment to End Sexual Violence in Conflict, yang ditetapkan di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB ke-68 di New York, AS pada 24 September 2013.
Deklarasi diluncurkan sebagai komiten negara-negara yang berfokus pada upaya pencegahan, dokumentasi dan investigasi, serta pemberian keadilan kepada korban tindak kekerasan seksual dalam konflik bersenjata.
Sebelum pertemuan Global Summit di London ini, Indonesia telah memprakarsai pernyataan bersama dengan Filipina dan Timor Leste, mengenai kontribusi kawasan Asia Tenggara dalam upaya global pencegahan kekerasan seksual dalam konflik bersenjata.
Indonesia Dorong 4 Hal Penanganan Kekerasan Anak dan Perempuan
Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengatakan, 4 hal tersebut sangat penting guna mensinergikan dan mengefektifkan upaya nyata.
diperbarui 13 Jun 2014, 03:29 WIBMenteri Luar Negeri Marty Natalegawa ikut serta dalam upacara. (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Maksud Hati Lembur Biar Tambah Cuan, Ibu Muda di Pemalang Malah Dilecehkan Bosnya
Doa Agak 'Kurang Ajar' untuk Merayu Allah dengan Cara Unik, Dikisahkan Gus Baha
AHY Mengaku Tidak Tahu Masalah Pagar Laut: Saya Tidak Dapat Laporan
Alasan Zaskia Adya Mecca Lebih Pilih ART Jadi Pengasuh Anak daripada Cari Babysitter
Tradisi Bakar Batu Awali Groundbreaking Pembangunan Pabrik Semen di Timika
Mengenal Pandora Misi Terbaru NASA untuk Jelajahi Eksoplanet
Jadwal Sholat DKI Jakarta, Jawa dan Seluruh Indonesia Hari Ini Rabu 22 Januari 2025
Terungkap, Menteri Prabowo yang Punya Harta Kekayaan Mencapai Rp5,4 Triliun
Banjir Bandar Lampung, Peneliti Itera: Ini Bukan Hanya Masalah Alam
Kebakaran Bengkel di Pasar Minggu, 13 Mobil Damkar Diterjunkan
Momen Pilu Wafatnya Mbah Moen, Mata Gus Baha Berkaca-kaca saat Mengisahkan
Nestapa Warga Dompu usai 7 Titik Tanggul Sungai Jebol Muntahkan Air Bah