Liputan6.com, Jakarta - Janji Calon Presiden (Capres) Prabowo dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) Hatta Rajasa soal rumah murah dengan cicilan Rp 300 ribu per bulan menuai pandangan sendiri dari pengusaha.
Pengusaha perumahan yang juga Mantan Ketua Umum Real Estate Indonesia (REI) Setyo Maharso mengatakan, seharusnya janji tersebut ditelaah ulang, lokasi, waktu dan jenis bangunan yang akan dibangun nanti. Pasalnya, biaya pembangunan apartemen sama dengan membangun rumah susun.
"Mungkin kita harus lihat di mana dibangunnya, kapan dan seperti apa bangunannya, karena membangun rusunami dengan aparteman biayanya sama, yang membedakan finishing," kata Setyo, saat berdiskusi dengan wartawan, di media center Jokowi-JK di Menteng, Jakarta, Jumat (13/6/2014).
Setyo menambahkan, standar harga jual rumah susun sekitar Rp 200 sampai 300 juta. Sedangkan jika mengacu pada janji Prabowo tentang rumah murah dengan uang muka Rp 500 ribu dan cicilan Rp 300 ribu per bulan maka butuh waktu 60 tahun untuk melunasinya. Hal ini pun dinilai tidak realistis.
"Rp 200 juta- Rp 300 juta per unit (harga rumah) berdasarkan kawasan misal Rp 200 ribu itu hampir 60 tahun mengangsur," ungkapnya.
Sementara berdasarkan peraturan Bank Indonesia, tidak mengatur pendanaan jangka panjang untuk Kredit Perumahan Rakyat (KPR) atau Kredit Pemilikan Apartemen (KPA).
"Aturan Bank Indonesia tidak mengatur itu, bisnis KPA KPR pembiayaan jangka panjang, padahal bank pendanaannya jangka pendek. Selama dana jangka panjang tidak mengelola artinya kpr/kpa tidak terjadi," tegas dia.
Kalaupun dapat terlaksana, dipastikan tidak sesuai dengan target yang tertuang dalam visi misi Prabowo Hatta sebanyak 15 juta unit rumah. Hal ini akan menimbulkan keresahan di masyarakat yang tidak mendapatkan rumah tersebut.
"Harapan besar ke masyarakat akan repot nanti, kalau bangun sebagian nanti masyarakat iri," pungkasnya. (Pew/Nrm)
Energi & Tambang