Liputan6.com, Jakarta Vans adalah label sepatu asal Amerika yang berdiri pada tahun 1966. Label sepatu ini sering menjadi sponsor dari acara-acara street sport seperti skateboarding. Di Indonesia, label spatu ini muncul pada bulan Mei 2013. Butik Vans di Indonesia dapat ditemui di Grand Indonesia, Kota Kasablanka, Lotte Shopping Avenue, Summaercon Mall Serpong, dan Kemang Village.
Advertisement
Seperti dilansir dari Women’s Wear Daily, Jumat (13/6/2014), di negara asalnya, Amerika, Vans mengadakan sebuah acara bernama `Vans Custom Culture Event`. Acara tersebut diselenggarakan di Industria Superstudio, New York, pada Selasa (10/6/2014). Ini adalah tahun ke lima diselenggarakannya Vans Custom Culture Event.
Kegiatan utama dari acara tersebut adalah lomba mendesain 4 pasang sepatu Vans. Tema desain untuk tahun ini adalah Art, Music, Action Sports, dan Local Flavor. Sebanyak 2000 sekolah mengikuti kompetisi desain sepatu ini.
“Vans percaya bahwa seni bukan sekadar kreativitas tapi juga sebuah komponen penting untuk membentuk kesuksesan siswa di sekolah dan dunia kerja. Kompetisi yang diadakan Vans merupakan wadah bagi pada siswa untuk mengekspresikan kreativitas mereka dan juga merupakan ajang bersosialisasi dengan teman-teman sebaya,” ucap Kevin Bailey, Presiden Vans.
Juri di kompetisi ini terdiri dari duo musik MKTO, skateboarder Steve Caballero, dan label fesyen Eley Kishimoto. Rio Rancho High School, New Mexico, memenangkan juara pertama kompetisi dan mendapat hadiah sebesar US$ 50.000 (sekitar Rp 590 juta). Sebanyak 4 runner-up mendapat hadiah sebesar US$ 40.000 (sekitar Rp 472 juta).
Saptu Vans rancangan siswa Rio Rancho High School terdiri dari sepatu bermotif surealistik dan pola ikat yang diambil dari budaya lokal New Mexico. Desain sepatu yang memenangkan kompetisi ini akan diproduksi dan dijual di butik-butik Vans tertentu dan juga secara online.
Selain lomba, kegiatan lain yang juga ada di Vans Custom Culture adalah kegiatan amal. Sejak dimulai pada tahun 2010, acara ini sudah menyalurkan donasi sebesar lebih dari US$ 375 ribu (sekitar Rp 4 miliar) ke sekolah-sekolah.