Kampanye di Kampung Halaman, Jokowi: Solo Harus Menang Mutlak

Dalam orasi kampanyenya, Jokowi menyampaikan rasa haru atas sambutan yang diberikan untuknya oleh warga Kota Solo.

oleh Widji Ananta diperbarui 14 Jun 2014, 18:09 WIB
Mantan Wali Kota Solo ini menyapa ribuan warga dan mengacungkan 2 jari sebagai simbol nomor urut pasangan Jokowi-JK. Banyumas, Jawa Tengah, Jumat (13/6/2014) (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Capres pasangan nomor urut 2, Joko Widodo (Jokowi) membakar semangat ribuan pendukungnya di Taman Budaya Surakarta (TBS) Solo, Jawa Tengah. Para pendukung menyambut mantan walikotanya itu dengan mengacungkan salam 2 jari.

Pantauan Liputan6.com, Jokowi tiba pada pukul 16.50 WIB dengan mengenakan kemeja kotak-kotak. Lautan merah pun terlihat jelas di pendopo tempat berlangsungnya acara. Sebelum dimulai, lagu Indonesia Raya berkumandang.

Dalam orasi kampanyenya, Jokowi menyampaikan rasa haru atas sambutan yang diberikan untuknya oleh warga Kota Solo.

"Saya sangat terharu sekali, karena acara yang diadakan secara mendadak ini dihadiri seluruh warga. Oleh warga yang masih cinta sekali terhadap Kota Solo," kata Jokowi, Sabtu (14/6/2014).

Ia meminta, pada tahun 2014 sebagai tahun politik ini semua pendukung, relawan dan juga simpatisan pasangan Jokowi-JK agar dapat memberikan kemenangan.

"Bapak, ibu, tahun ini adalah tahun penentuan. Solo bisa mempunyai presiden atau tidak. Ini adalah penentuan. Tapi kalau saya lihat di lapangan, di bawah, siang, malam, pagi, bekerja seluruhnya," ujar Jokowi.

Gubernur non-aktif DKI Jakarta ini melanjutkan, dengan adanya beberapa wilayah yang diperkirakan pasangan Jokowi-JK masih kalah, maka dia meminta setiap pendukung bekerja keras untuk memberikan kemenangan mutlak.

"Sebab itu, Jateng, Solo Raya harus menang besar dan mutlak. Karena ini ada beberapa provinsi, 5 apa yang kita masih kalah. Jadi ini untuk menutupi kekalahan itu. Jadi harus menang besar ya. Sanggup?" tanya Jokowi.

"Sanggup," teriak massa pendukung.

Pada kampanye ini Jokowi juga kembali mengingatkan akan bahaya isu-isu yang menyerangnya dan meminta masyarakat tidak terpengaruh. Misalnya isu soal SARA, pemotongan beras miskin dan juga pemangkasan gaji guru. (Ans)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya