Polisi Diminta Usut Kebakaran Klenteng Tertua se-Jawa dan Bali

Dari 19 altar yang ada di klenteng terbesar kedua se-Jawa Timur dan tertua se-Jawa dan Bali itu hanya 1 yang selamat.

oleh Liputan6 diperbarui 16 Jun 2014, 06:14 WIB
Ilustrasi: Petugas memasang garis polisi di lokasi kebakaran (Antara Foto)

Liputan6.com, Banyuwangi - Duka mendalam dirasakan etnis Tionghoa setelah terbakarnya Klenteng Tridarma Hoo Tong Bio di Jalan Ikan Gurami, Banyuwanyi, Jawa Timur. Mereka menangisi bangunan bersejarah yang dibangun pada 1784 yang kini tinggal puing-puing.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Senin (16/6/2014), pada bangunan tua yang sudah berumur sekitar 230 tahun itu, kini dipasang garis polisi dan menjadi tontonan warga.

Tidak banyak barang bersejarah yang bisa diselamatkan. Dari 19 altar yang ada di klenteng terbesar kedua se-Jawa Timur dan tertua se-Jawa dan Bali itu, hanya 1 yang selamat. Sementara sejumlah patung banyak yang terbakar.

Sementara patung yang selamat, hanya patung Lao Tse, patung Sidarta Gautama dan patung nabi Kong Hu Cu atau yang disebut Tridarma. Patung yang selamat kemudian dipindahkan ke perputakaan yang menjadi tempat persembahyangan sementara.

Pengurus klenteng meminta polisi segera melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) untuk mengetahui penyebab pasti  kebakaran.

Klenteng Hoo Tong Bio terbakar hebat pada Jumat 13 Juli sekitar pukul 06.00 WIB lalu. Kobaran api cepat menyambar bangunan tua dan bersejarah tersebut. Sehingga petugas dibantu warga sempat kewalahan menjinakkan api. (Rmn)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya