Konflik Irak Bikin Harga Emas Semakin Berkilau

Harga emas berjangka untuk pengiriman Agustus naik sebesar 0,1 persen menjadi US$ 1.275,30 per ounce.

oleh Arthur Gideon diperbarui 17 Jun 2014, 07:43 WIB
Ilustrasi Emas (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, New York - Harga emas terus merangkak naik seiring semakin memanasnya konflik di Irak dan belum berakhirnya perseteruan di Ukraina. Selain itu, rencana penghentian stimulus di Amerika Serikat (AS) juga membuat harga emas secara perlahan merambat naik.

Seperti ditulis oleh Bloomberg, Selasa (17/6/2014), pada pukul 1.46 di Comex New York, AS, harga emas berjangka untuk pengiriman Agustus naik sebesar 0,1 persen menjadi US$ 1.275,30 per ounce. Pada perdagangan kemarin, harga emas sempat menyentuh level tertinggi pada US$ 1.285,10 per ounce.

Managing Director CPM Group Inc, New York, AS, Jeffrey Christian menjelaskan, konflik yang terjadi di beberapa belahan dunia yang menjadi basis produksi minyak mentah membuat para investor melakukan aksi beli emas.

Konflik di Irak yang mulai memanas dan juga konflik di Ukraina yang tak kunjung usai membuat harga minyak terus melambung.  "Naiknya harga minyak tersebut juga diikuti dengan kenaikan harga emas sebagai instrumen save haven," jelasnya.

Kepala Investasi Logam Mulia Marex Spectron Group, David Govett menjelaskan, emas menjadi instrumen investasi jangka pendek sebagai instrumen penyimpanan bagi investor yang telah mendapatkan keuntungan di beberapa investasi lainnya. "Sementara konflik yang terjadi belum jelas ujungnya," katanya.

Jika dilihat secara jangka panjang, secara pelan namun pasti, harga emas terus merangkak naik di tahun ini setelah penurunan terbesar dalam 2013 kemarin.

Kenaikan harga emas di tahun ini juga terimbas dari sentimen akan kondisi perekonomian di Amerika. Sejak akhir tahun lalu, Bank Sentral Amerika (The Federal Reserve) memberikan sinyal untuk menaikkan suku bunga acuan. Sinyal ini diberikan setelah melihat terjadi perbaikan ekonomi yang cukup signifikan di negara tersebut.

Selain akan menaikkan suku bunga, Bank Sentral Amerika juga akan menghentikan stimulus yang sejak beberapa tahun ini telah diberikan.

Langkah untuk menaikkan suku bunga acuan dan penghentian stimulus ini membuat investor pasar saham memindahkan sedikit investasinya ke dalam bentuk emas. (Gdn)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya