Pembangunan Kilang Bontang Masuk Tahap Pencocokan Jenis Minyak

Kilang Bontang akan menempati lahan seluas 900 hektar yang dimiliki oleh Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 17 Jun 2014, 08:07 WIB
(Foto: presstv.ir)

Liputan6.com, Jakarta - Rencana Pemerintah untuk membangun infrastriktur kilang minyak di Bontang, Kalimantan Timur, terus berjalan. Saat ini tahapan yang sedang berjalan adalah proses build engineering design (BED) yang membutuhkan waktu sekitar satu tahun.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Edy Hermantoro mengatakan, proses BED perlu dilakukan untuk mencocokkan jenis pasokan minyak mentah.

Edy melanjutkan, mekanisme pembangunan kilang ini menggunakan sistem kerja sama antara pemerintah dan swasta karena memang membutuhkan dana investasi yang cukup besar. Untuk menjaring investor, telah dilakukan penawaran bisnis di Singapura. Menurutnya, penawaran tersebut mendapat sambutan cukup baik.

“Badan Kebijakan Fiskal (BKF) dan Kementerian Keuangan telah memberikan fasilitas-fasilitas fiskal yang cukup bagus bagi investor,” kata Edy, seperti yang dikutip dalam situs resmi Direktorat Jenderal Migas, di Jakarta, Selasa (17/6/2014).

Lebih lanjut, Edy menerangkan, rencananya, kilang tersebut akan menempati lahan seluas 900 hektar yang dimiliki oleh Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan.

"Sementara teknologi yang akan digunakan, juga tengah dipersiapkan oleh PT Pertamina (Persero) yang nantinya akan bertindak sebagai operator," ungkapnya.

Kilang yang akan dibangun ini tidak hanya memproduksi BBM seperti minyak tanah, premium dan avtur, tetapi juga petrochemical yang akan memberikan keuntungan menarik.

Pembangunan kilang baru bertujuan meningkatkan ketahanan energi nasional. Pasokan minyak mentah untuk kilang ini, rencananya berasal dari Irak sebanyak 300 ribu barel per hari dan tidak tertutup kemungkinan, pasokan minyak mentah diupayakan oleh investor.

Kapasitas kilang Indonesia saat ini mencapai  1,12 juta barel per hari. Sedangkan produksi minyak Indonesia yang dapat diolah di kilang dalam negeri hanya sekitar 649 ribu barel per hari. Di sisi lain, kebutuhan BBM dalam negeri mencapai 1,26 juta barel per hari. Ini berarti terjadi defisit 608 ribu barel per hari. Untuk mengatasinya, Indonesia perlu memiliki dua kilang minyak baru.

Untuk tahun 2015, kapasitas kilang Indonesia diperkirakan sebesar 1,17 juta barel per hari, produksi minyak yang bisa diolah sebesar 719 ribu barel per hari. Kebutuhan BBM diperkirakan 1,36 juta barel per hari, sehingga terjadi defisit 640 ribu barel per hari.

Kilang yang usianya paling muda dan dapat memberikan keuntungan adalah Balongan yang dibangun tahun 1994. Sementara kilang-kilang lainnya, keuntungannya sangat kecil karena telah berumur tua. (Pew/Gdn)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya