Liputan6.com, Mumbai Kasus penganiayaan dan pelecehan yang tejadi antara Preity Zinta dan mantan kekasihnya, Ness Wadia tengah hangat di India. Sebelumnya, Ness melaporkan Preity ke polisi dengan tuduhan penganiayaan yang dilakukan saat keduanya menonton pertandingan tim kriket yang sahamnya mereka miliki bersama, Kings XI Punjab pada 30 Mei lalu.
Preity membantah dengan tegas tuduhan sang mantan. Tidak saja membantah, artis kelahiran 31 Januari 1975 itu bahkan menyerang balik Ness, yang seorang pengusaha ternama di India. Preity menyebut justru Ness lah yang telah melakukan pelecehan terhadapnya. Tindakan yang dilakukan terhadap Ness, menurut Preity, semata-mata hanya untuk melindungi diri.
Kasus itu sendiri terjadi pada 30 Mei, namun Preity kemudian mengadu ke kepolisian Mumbai pada 12 Juni melalui surat tertulis. Preity baru mengadu pada 12 Juni karena setelah 30 Mei ia tengah berada di luar kota.
Dalam surat pengaduannya, Preity mengaku bahwa dirinya tengah berada di situasi yang tidak mengenakkan. Lawan main Shahrukh Khan dalam film Veer Zaara itu mengaku sering dibuat malu dan dilecehkan oleh Ness Wadia.
Surat pengaduan Preity itu kini telah bocor dan telah tersebar di sejumlah media massa di India. Berikut surat pengaduan Preity Zinta, yang dilansir dari Bollywoodlife:
Saya adalah salah satu pemilik tim kriket Kings XI Punjab yang merupakan waralaba dari Indian Premiere League yang merupakan anggota turnamen kriket yang diadakan setiap tahun.
Dapat saya katakan bahwa saya mengenal Ness Wadia selama 10 tahun terakhir dan memiliki hubungan dengannya. Tapi untuk beberapa waktu lalu, kami telah mengakhiri hubungan kami. Meski kami adalah pemilik tim Kings XI Punjab, tapi kami tidak lagi berada dalam satu hubungan dan hanya berbicara untuk alasan profesional dan pekerjaan.
Advertisement
Untuk beberapa waktu belakangan, kami bahkan tidak berbicara satu sama lain. Sesekali atau dua kali kami mengalami beberapa perdebatan sengit mengenai pekerjaan. Dan selama waktu itu ia mencoba untuk melecehkan saya dan menggunakan bahasa yang sangat menghina dan mencoba untuk berprilaku yang telah membuat saya malu di depan teman-teman saya dan keluarga. Secara lisan saya telah mengingatkannya dan mengatakan bahwa saya tidak nyaman dengan perlakukannya. Namun sikap dan perbuatannya dalam berbagai kesempatan telah membuat saya malu berada di muka umum.
Saya juga dapat mengatakan bawa Ness Wadia telah mengancam saya dengan konsekuensi yang mengerikan dan menakutkan dengan menyinggung soal pengaruh politik dan koneksinya. Selama pertandingan kriket pada 30 Mei 2014 di Stadion Wankhede di malam hari, Ness Wadia telah mengintimidasi saya dengan mengatakan bahwa dia bisa menghilangkan saya karena saya bukan siapa-siapa dan hanya seorang artis dan dia orang yang kuar.
Saya mengatakan bahwa saya telah mencoba untuk menjadi sangat normal dan baik padanya, karena saya ingin kedamaian dalam hidup saya. Tapi insiden terakhir di Mumbai di Stadion Wankhede telah membuat saya hancur dan takut untuk hidup saya sendiri. Saya segera mengajukan keluhan secara lisan dengan pejabat kepolisian, namun saya diminta tenang. Sebagai tim, saya telah memenuhi syarat untuk membuat tim kriket saya melaju hingga ke final dan saya tidak ingin mengganggu moral tim saya.
Ness sendiri telah berkomentar mengenai pengaduan Preity. Menurut Ness, apa yang disampaikan sang mantan adalah sebuah kebohongan dan tidak berdasar.