Jokowi Akui Elektabilitasnya Turun karena Obor Rakyat

Karena itu, dalam setiap kampanyenya, Jokowi selalu menyampaikan apa yang dimuat tabloid tersebut merupakan suatu kebohongan.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 17 Jun 2014, 16:15 WIB

Liputan6.com, Purwakarta - Calon presiden Joko Widodo mengatakan, akibat peredaran Tabloid Obor Rakyat di pesantren dan lingkungan Islam, elektabilitasnya dalam Pilpres 2014 turun. Karena itu, dalam setiap kampanyenya, Jokowi selalu menyampaikan apa yang dimuat tabloid tersebut merupakan suatu kebohongan dan berisi fitnah untuk memojokkannya.

"Ya jelas dong (memengaruhi elektabilitas), ya kalau untuk menengah atas bisa dibedakan, mana tulisan benar dan nggak benar. Mana berita benar dan nggak benar, tapi kalau di bawah dan kadang-kadang itu koran atau nggak koran belum bisa membedakan, meski masyarakat sudah pintar tapi tetap mempengaruhi," ucap Jokowi saat melakukan kampanye di Purwakarta, Selasa (17/6/2014).

Jokowi tak mau menyebut adanya keterlibatan pihak Istana dalam redaksi Obor Rakyat yang isinya banyak memuat berita yang menyerang dan mengandung kampanye hitam. "Ya nggak tahu, itu kan oknum, nggak ngerti saya ada kaitannya dan nggak ada kaitannya, saya bukan intel yang menyelidiki," ucap dia.

Namun demikian, berdasarkan penelusuran tim pemenangannya, otak dibalik beredarnya tabloid tersebut merupakan orang dalam lingkar Istana. "Ya bagaimana? Itu orang di dalam, bagaimana mau bicara, itu orang dalam Istana. Itu orang di dalam lingkar Istana," ujar Jokowi.

Untuk selanjutnya, Jokowi menyerahkan kasus tersebut kepada kepolisian. Karena isi tabloid tersebut dianggap memuat berita fitnah dan sumber yang tidak jelas. Menurutnya apa yang dilakukan oleh pihak pembuat tabloid tersebut telah masuk pada unsur pidana.

"Tindak lanjut, sudah dilaporkan kepada polisi itu jelas sudah. Itu jelas pidana kalau ditindaklanjuti secara serius. Sudah dilaporkan kemarin," tegasnya.

Setiyardi Budiono mengakui sebelum menjadi Pemimpin Redaksi (Pemred) dan menerbitkan Tabloid Obor Rakyat yang dinilai bermuatan kampanye hitam, ia sehari-hari bekerja sebagai asisten Velix Vernando Wanggai atau Staf Khusus Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bidang pembangunan daerah dan otonomi daerah di Indonesia. Tahun 2013, Setiyardi tercatat diangkat menjadi Komisaris PT Perkebunan Nasional XIII -- BUMN perkebunan.

Menanggapi hal itu, Juru Bicara Presiden SBY, Julian Aldrin Pasha menegaskan aksi Setiyardi dalam menerbitkan Tabloid Obor Rakyat yang disinyalir menyerang kubu pasangan capres-cawapres Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK) bukan atas perintah pihak Istana, Staf Khusus Presiden (SKP) Velix Vernando Wanggai. (Mut)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya