Liputan6.com, New York - Seluruh perusahaan di dunia pasti mematok gaji yang lebih besar untuk para atasan dibandingkan para pegawainya. Tapi kesenjangan pendapatan atasan dan pegawai di Amerika Serikat benar-benar mencengangkan.
Mengutip laman Huffington Post, Rabu (18/6/2014), penelitian Economic Policy Institute (EPI) menunjukkan, pendapatan CEO di 350 perusahaan teratas di AS berjumlah 296 kali lebih tinggi dibandingkan gaji rata-rata pegawainya. Padahal, pada 1965, gaji para CEO hanya berjumlah 20 kali lipat lebih tinggi dari para pegawainya.
Advertisement
Meski memang, pada 1978, selisih gaji pegawai dan atasannya semakin meningkat. Kala itu, rata-rata pegawai mendapat gaji 30 kali lipat lebih rendah dari para atasannya.
EPI, lembaga advokasi yang fokus meningkatkan kesetaraan pendapatan yang dimaksud terdiri gaji, bonus, insentif, dan pilihan saham yang dimilikinya. Dalam hal ini, Facebook tidak termasuk karena Mark Zuckerberg tidak menerima sebagian besar kompensasinya.
Menurut studi tersebut, rata-rata kompensasi yang diterima CEO pada 2013 berjumlah US$ 15,2 juta, naik 2,8 persen dari tahun sebelumnya. Hebatnya, jumlah tersebut meningkat 937 persen sejak 1978.
Sejak krisis finansial pada 2008, kompensasi CEO telah naik empat kali lipat lebih cepat dibandingkan para pegawai bergaji tinggi termasuk eksekutif senior perusahaan. Laporan EPI menunjukkan, pemicu terbesar naiknya kompensasi CEO adalah karena pesatnya peningkatan harga-harga saham di sana.
Selama ini, di beberapa perusahaan besar di AS, pemberian kompensasi pada CEO memang menjadi tren saat nilai jual saham menguat. Meski demikian, sejumlah kritik dilayangkan karena para pejabat tinggi perusahaan mendapatkan gaji dan bonus yang sangat besar dibandingkan para pegawainya. (Sis/Ndw)