Liputan6.com, Jakarta - Memasuki area Jakarta Islamic Center dengan masjid besar dan sejumlah fasilitas pembelajaran Islam, sebagian orang mungkin tak akan menyangka jika kawasan tersebut pernah menjadi lokasi prostitusi terbesar di Jakarta.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Rabu (18/6/2014), lokasi yang berada di Kramat Tunggak, Koja, Jakarta Utara itu pernah menjadi pusat prostitusi Ibukota.
Pada tanggal 27 April 1970, Gubernur Ali Sadikin menetapkan Kramat Tunggak sebagai pusat lokalisasi. Tujuannya agar tempat prostitusi yang tersebar di beberapa wilayah di Ibukota bisa terpusat. Sehingga pemerintah bisa lebih mudah mengontrol.
Namun pada dekade 80 hingga 90-an, jumlah pekerja seks komersial (PSK) di kawasan tersebut semakin tinggi hingga mencapai lebih dari 2 ribu orang dan ratusan germo. Angka kriminalitas di wilayah itu pun semakin meningkat.
Hingga akhirnya pada 31 Desember 1999 di bawah kepemimpinan Gubernur Sutiyoso, lokalisasi Kramat Tunggak ditutup. Kemudian di atas lahan 12 hektar itu dibangun Jakarta Islamic Center.
Seorang mantan mucikari yang masih tinggal di Kramat Tunggak mengklaim banyak kawannya mantan PSK dan germo yang kini tak lagi bergelut di bisnis prostitusi. Meski penghasilan tak sebanyak dulu, namun uang yang diperoleh kini membuat hidupnya lebih tenang.
Ribuan PSK dan ratusan germo itu sebelumnya telah mendapat pembinaan keterampilan terlebih dahulu dari pemerintah sebelum akhirnya lokalisasi itu ditutup. Keterampilan seperti menjahit, memasak dan sebagainya itu bisa diaplikasikan dalam hidup bermasyarakat.
Hari ini, Pemerintah Kota Surabaya bersama Kementerian Sosial RI akan menutup lokalisasi Dolly di Surabaya, Jawa Timur. Masyarakat berharap penutupan lokalisasi terbesar di Asia Tenggara itu bisa belajar dari pengalaman penutupan kawasan prostitusi Kramat Tunggak yang kini menjadi Jakarta Islamic Center. (Mut)
HEADLINE HARI INI
Geger Harvey Moeis dan Sandra Dewi Terdaftar BPJS Kesehatan Fakir Miskin, Kok Bisa?
Melihat Kembali Kisah Penutupan Pusat Lokalisasi di Jakarta
1970 Kramat Tunggak resmi menjadi pusat prostitusi di Ibukota. Namun pada 1999 ditutup karena jumlah PSK dan angka kriminalitas meningkat.
diperbarui 18 Jun 2014, 14:27 WIB1970 Kramat Tunggak resmi menjadi pusat prostitusi di Ibukota. Namun pada 1999 ditutup karena jumlah PSK dan angka kriminalitas meningkat.
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Arti Mimpi Melahirkan Anak Perempuan dan Menggendongnya: Pertanda Baik atau Buruk?
VIDEO: Viral Truk Bermuatan Jeruk Alami Laka Lantas Di Tol Semarang-Batang
Muncul Hoaks soal Program Brigade Pangan, Kementan Imbau Masyarakat Hati-hati
7 Respons Sejumlah Pihak Usai Jokowi Jadi Finalis Tokoh Terkorup Dunia 2024 Versi OCCRP
Waspada Kebakaran, Warga Balikpapan Dapatkan Edukasi Siaga Bencana
Link Live Streaming LaLiga Valencia vs Real Madrid, Sabtu 4 Januari 2025 Pukul 03.00 WIB di Vidio
Lifting Minyak Tembus 600 Ribu Barel, Bahlil Pede Target APBN 2025 Lewat!
Peneliti Kembangkan Beras Super untuk Cegah Stunting, Kaya Gizi dan Tahan Hama
VIDEO: Ngakak! Preman Cemas Usai Gagal Palak Sopir, Tak Berani Turun Saat Truk Melaju
Kenapa Dae Ho di Squid Game 2 Bangga Jadi Angkatan Laut? Simak Fakta Marinir Korsel yang Dijuluki Sang Penumpas Hantu
Resep Pindang Ikan: Panduan Lengkap Membuat Hidangan Lezat dan Bergizi
Pertamina Hulu Energi Produksi Minyak 556 MBOPD per Tahun