Liputan6.com, Jakarta - Pembangunan Muamalat Tower diharapkan selesai pada Desember 2014. Dengan pembangunan Muamalat Tower ini diharapkan dapat menghemat biaya operasional dan meningkatkan merek perseroan.
"Ini cita-cita institusi keuangan memiliki gedung suatu landmark. Coba lihat tidak hanya di Indonesia tetapi di luar negeri seperti OCBC," ujar Presiden Direktur Bank Muamalat, Arviyan Arifin, saat meresmikan penutupan atap Muamalat Tower, di kawasan Kuningan Jakarta, Rabu (18/6/2014).
Advertisement
Ia menambahkan, Muamalat dapat menghemat biaya sewa dengan adanya gedung yang terdiri dari 21 lantai. Selain itu, juga akan menciptakan nilai baik bagi pemegang saham dan sekligus meningkatkan kesan di mata publik sebagai Bank Syariah yang modern dan profesional.
"Dengan berkantor pusat di gedung milik sendiri, kami dapat menghemat biaya sewa atas fasilitas ruang untuk kantor pusat seperti yang selama ini dilakukan," tutur Arviyan.
Pembangunan gedung yang terletak di Jalan Professor Dr Satrio ini dilakukan dengan pertimbangan beberapa aspek, antara lain mengakomodasi kebutuhan ruang kerja yang terus bertambah dalam lima tahun ke depan. Selain itu, mendorong peningkatan produktivitas dan efisiensi karena aktifitas bisnis yang tersentralisasi.
"Memberikan nilai tambah bagi stakeholder bank Muamalat dan mengintegrasikan seluruh unit kerja kantor pusat di satu gedung," pungkasnya. (Pew/Ahm)