Tigerair Mandala Sudah Goyang Sejak Awal 2014

Tigerair Mandala mengumumkan bakal berhenti operasi mulai 1 Juli 2014.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 19 Jun 2014, 09:48 WIB
Ilustrasi (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - PT Mandala Airlines, yang beroperasi dengan brand Tigerair Mandala mengumumkan Tigerair Mandala akan menghentikan kegiatan operasional terhitung 1 Juli 2014. Hal itu dilakukan seiring dengan tingginya biaya operasi yang mengakibatkan maskapai terus merugi.

Menurut Ketua Indonesia National Air Carrier Asosiation (INACA) Arif Wibowo, seluruh maskapai penerbangan sebenarnya sudah mengeluhkan tingginya biaya operasional mengingat terus melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Pelemahan rupiah yang tidak diimbangi dengan penyesuaian tarif inilah yang terus menggerus biaya operasional para maskapai. "Di penerbangan itu sekitar 70% biaya dipengaruhi oleh dolar AS, perawatan pakai dolar AS, asuransi pakai dolar AS, jadi hampir semua yang lain itu pakai dolar," kata Ketua Indonesia National Air Carrier Asosiation Arif Wibowo, Kamis (19/6/2014).

INACA telah mengajukan surat permohonan kenaikan tarif batas atas sejak 2013 ke Kementerian Perhubungan namun hal itu tidak pernah direspons. Kemudian akhirnya, diberikan keputusan pengenaan tarif biaya tambahan (surcharge) untuk penerbangan domestik mulai Maret 2014.

Meski begitu, penerapan itu dinilai terlambat dan belum cukup untuk menutupi kerugian maskapai. Menurut Arif, kondisi inilah yang akhirnya menumbangkan Tigerair Mandala.

Tanda-tanda itu goyangnya Tigerair Mandala sudah terlihat sejak Februari 2014, saat itu perseroan mengeluarkan pernyataan akan menutup sejumlah rute penerbangan. (Baca: Tigerair Mandala Stop Sementara 9 Rute Penerbangan)

Rute penerbangan yang ditutup antara lain Surabaya–Hong Kong mulai 10 Februari 2014, Surabaya–Kuala Lumpur mulai 11 Februari 2014, Jakarta-Kuala Lumpur, Jakarta-Pekanbaru, dan Medan-Singapura mulai 18 Februari 2014, Jakarta-Yogyakarta, Pekanbaru-Singapura, dan Jakarta-Singapura mulai 3 Maret 2014, Jakarta-Surabaya dan Surabaya-Bangkok mulai 17 Maret 2014, serta Jakarta-Hong Kong mulai 11 April 2014.

Dengan adanya pernyataan tersebut, kemudian Kementerian Perhubungan memberikan tanda peringatan kepada manajemen Tigerair Mandala untuk lebih berhati-hati dalam menjalankan bisnisnya.

"Mandala juga sudah menutup beberapa rutenya. Dia harus lebih efisien, harus sesuai kemampuan mereka. Dia tidak boleh terbang merugi, pilih rute yang tidak merugilah, daripada loss ya tutup dulu rutenya," kata Dirjen Perhubungan Udara yang kala itu menjabat, Herry Bakti.

Melihat hal itulah, sejak awal tahun Asosiasi Perusahaan Penjualan Tiket Penerbangan Indonesia (Astindo) mengimbau bagi para pelaku usaha penjulan tiket untuk tidak terlalu banyak dalam melakukan top up deposit untuk tiket Tigerair Mandala.

"Kami sudah wanti-wanti ke teman-teman agen perjalanan agar berhati-hati dan tidak melakukan top up deposit terlalu banyak," katanya Ketua Bidang Ticketing Astindo Pauline Suharno.

PT Mandala Airlines secara resmi sudah tidak akan berhenti beroperasi mulai 1 Juli 2014. Keputusan diambil oleh Dewan Mandala merupakan keputusan yang sangat berat. Dewan mengambil keputusan dengan mempertimbangkan beberapa faktor, antara lain kondisi pasar yang sedang turun, serta meningkatnya biaya operasional akibat depresiasi rupiah yang cukup tajam.
 
“Kami telah berusaha mencari berbagai solusi untuk tetap beroperasi, termasuk berdiskusi dengan calon mitra strategis dan penanam modal. Kelebihan kapasitas maskapai dibandingkan dengan jumlah penumpang, melemahnya nilai tukar rupiah yang mencapai dua puluh persen sejak awal 2013 membuat meningkatnya biaya operasional Mandala secara signifikan”, kata Ketua Dewan Komisaris Jusman Syafii Djamal dalam keterangannya. (Yas/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya