Pasca-Ditutup, Warga Gang Dolly Tetap Beraktivitas Seperti Semula

Salah satu pemilik wisma mengatakan, seluruh warga dan pekerja lokalisasi sepakat tetap beroperasi seperti semula.

oleh Liputan6 diperbarui 19 Jun 2014, 13:37 WIB
Lokalisasi prostitusi Dolly awalnya merupakan kompleks pemakaman Tionghoa. Sekitar tahun 1960, kawasan itu kemudian dibongkar dan dijadikan permukiman. (AFP PHOTO / Juni Kriswanto)

Liputan6.com, Surabaya - Pasca-deklarasi penutupan lokalisasi Gang Dolly dan Jarak di Kelurahan Putat Jaya, Sawahan, Surabaya, Jawa Timur, hari ini pemerintah setempat menyalurkan dana kompensasi. Bantuan tersebut disalurkan melalui Koramil Sawahan kepada warga terdampak penutupan lokalisasi terbesar se Asia Tenggara itu.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Kamis (19/6/2014), bantuan kepada pekerja seks komersial (PSK) berasal dari Kementerian Sosial. Sementara untuk mucikari mendapat bantuan dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

Meskipun sudah dinyatakan ditutup oleh pemerintah, namun beberapa pemilik wisma masih bersikeras tetap membuka atau beroperasi seperti hari-hari biasanya. Hingga pagi ini tidak ada yang berbeda dengan situasi di Gang Dolly.

Bahkan akses jalan menuju kawasan prostitusi yang sebelumnya ditutup oleh warga, pagi tadi sudah dibuka kembali. Hal itu agar para tamu dan pekerja di kawasan lokalisasi tersebut bisa kembali beraktivitas seperti semula.

Kondisi seperti itu juga dibenarkan oleh salah satu pemilik wisma di Gang Dolly. Seluruh warga dan pekerja lokalisasi sepakat tetap beroperasi seperti semula.

Deklarasi penutupan lokalisasi Dolly dan Jarak digelar di gedung Islamic Center Surabaya, Rabu 18 Juni malam. Dalam deklarasi itu dihadiri pula Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri, Gubernur Jatim Sukarwo dan Walikota Surabaya Tri Rismaharini serta sejumlah perwakilan warga dari Kelurahan Putata Jaya.

Risma menegaskan penutupan Gang Dolly ini akan dilangsungkan secara bertahap. Tahapan pertama adalah penyaluran bantuan dari Mensos dan Pemprov Jawa Timur untuk warga Gang Dolly.

Tahap selanjutnya adalah membekali para mantan PSK dan mucikari dengan berbagai keterampilan sebagai bekal untuk kembali bergaul ke masyarakat umum. Selain itu proses penanganan akan dilakukan bersama antara Pemkot Surabaya, Pemprov Jatim dan Kemensos. (Ein)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya