Kemensos Kucurkan Dana Rp 7,3 Miliar untuk Eks PSK Dolly

Upaya pemerintah untuk mengubah penghuni dan warga Dolly lebih mandiri dilakukan dengan beragam keterampilan.

oleh Liputan6 diperbarui 20 Jun 2014, 12:00 WIB
Mahasiswa yang tergabung dalam kesatuan Mahasiswa Muslim Jombang turun kejalan mendukung penutupan lokalisasi Dolly.

Liputan6.com, Jakarta Upaya pemerintah untuk mengubah penghuni dan warga Dolly lebih mandiri dilakukan dengan beragam keterampilan. Keterampilan yang telah disediakan mulai ekomomi produktif, seperti membatik, pembuatan kue, telor asin dan sebagainya.

“Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, Kementerian Sosial (Kemensos) mendukung upaya Pemerintah Kota Surabaya untuk pemberdayaan ekonomi warga Dolly, ” kata Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri di Surabaya, Kamis (19/6/2014).

Dari dana Rp 7,3 miliar untuk berbagai pemberdayaan di Dolly tersebut. Kemensos menyiapkan Usaha Ekonomi Produktif (UEP), Jaminan Hidup (Jadup) rehabilitasi sosial bagi Wanita Tuna Sosial (WTS), serta dana transportasi bagi para 1.449 wanita eks penghuni Dolly pulang ke daerah asal.

“Kemensos mengalokasikan pemberdayaan Rp 5.050.000 bagi setiap WTS, ” tandasnya.

Untuk memantapkan berbagai program pemberdayaan bagi para eks WTS tersebut, Kemensos melalui Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) melakukan monitoring secara berkala untuk memastikan pemanfaatan bantuan di daerah masing-masing.

“Monitoring dilakukan oleh TKSK untuk memastikan berbagai program pemberdayaan terhadap eks WTS bisa tepat sasaran, tepat waktu dan tepat penerima, ” terangnya.

Pemberdayaan Kemensos bertujuan agar para eks WTS menetapkan pilihan dengan beralih profesi agar lebih mandiri secara ekonomi dan bermartabat secara sosial.

Selain itu, risiko yang ditimbulkan tidak sedikit yaitu penyebaran berbagai penyakit mematikan seperti HIV/AIDS yang masa inkubasi maupun prevalensinya tidak banyak diketahui dan berbagai penyakit sosial.

Peran Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur fokus dalam lingkup pemberdayaan bagi para eks germo dan mucikari dengan bantuan Rp 5 juta per orang.

“Pemberdayaan tidak hanya bagi para eks WTS, para germo dan mucikari pun tidak kalah penting sebab mereka adalah bagian dari lingkaran permasalahn sosial yang perlu diberdayaan secara ekonomi dan sosial, ” ucapnya.

Sedangkan, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya di bawah kepimpinan Walikota Tri Rismaharini terus melakukan pemberdayaan masyarakat sekitar. Selain mendukung dan bersinergi dengan Kemensos dalam pemberdayaan, juga memfungsikan kawasan Dolly menjadi pusat aktifitas ekonomi kerakyatan.

“Saya kira ini merupakan sinergi yang positif yang dibangun Kemnesos dengan Pemprov dan Pemkot Surabaya, ” tandasnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya