Internet Naik Daun, SMS dan Telepon Masih Digandrungi

Kebanyakan pengguna layanan data di Indonesia belum meninggalkan layanan suara ataupun SMS sebagai metode komunikasinya.

oleh Denny Mahardy diperbarui 19 Jun 2014, 15:10 WIB
(Foto: Digitaltrends.com)

Liputan6.com, Semarang - Adopsi perangkat pintar seperti komputer tablet dan smartphone semakin tinggi. Indonesia bisa dibilang sebagai salah satu negara yang mengadopsi berbagai perangkat pintar dengan cepat.

Pengaruh perangkat pintar tersebut pun membuat cara komunikasi masyarakat berubah. Pelanggan komunikasi yang semula menggunakan layanan suara dan SMS, kini banyak yang beralih ke layanan data.

"Kebanyakan pengguna smartphone dan tablet beralih ke layanan data. Mereka lambat laun meninggalkan layanan suara dan SMS sewaktu berkomunikasi," kata Sharif Mahfoedz, Head of Data Services PT Indosat Tbk.

Namun hal itu diklaim Sharief tak berlaku di Indonesia. Kebanyakan pengguna layanan data di Indonesia belum meninggalkan layanan suara ataupun SMS sebagai metode komunikasinya.

"Di sini, masyarakat tetap tak bisa meninggalkan cara komunikasi pakai telepon dan SMS setelah memakai layanan data. Jadi, secara penggunaan bukannya layanannya berkurang tapi bertambah," papar Sharif.

Menurut Syarief, layanan telepon dan SMS masih belum ditinggalkan pelanggan data adalah karena penetrasi internet di Indonesia baru berkisar 20%.

"Penetrasi pengguna internet di Indonesia masih 20%, makanya kondisi kita berbeda dengan negara lainnya, mungkin itu yang membuat pelanggan data tetap masih pakai SMS dan telepon di sini," ujar Sharif.

Indonesia sendiri masih terbelakang dalam hal kualitas Internet. Rata-rata kecepatan internet di Tanah Air hanya 4,1 Mbps, membuat Indonesia berada di posisi ketiga paling lambat di antara negara-negara ASEAN.

Indosat saat ini tercatat melayani sekitar 59,6 juta pelanggan di seluruh Indonesia. Separuh dari jumlah itu atau 29,8 juta pelanggan Indosat merupakan pelanggan layanan data.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya