Liputan6.com, New Delhi - Kebangkitan ISIS, kelompok sempalan Al Qaeda, bukan hanya persoalan di Timur Tengah: di Irak atau Suriah. Bagi India, bahaya terkait organisasi itu ternyata lebih dekat daripada yang dikira. Demikianlah yang dikutip dari The Times of India (18 Juni 2014).
Sumber-sumber di kalangan pihak keamanan mengatakan bahwa ISIS, yang dicurigai berada di belakang penculikan 40 warga India di Mosul, memiliki ambisi global untuk menciptakan Kekuasaan Islam Sedunia yang juga memasukkan India ke dalamnya.
Advertisement
Sebuah peta kekuasaan yang baru saja diterbitkan oleh kelompok itu mencakup kawasan barat laut India, termasuk Gujarat, yang dijadikan bagian dari negara Islam Khorasan, yakni suatu khilafah yang ingin ditegakkan oleh kelompok itu.
Sejumlah sumber mendapat kabar adanya beberapa warga Negeri Gangga yang bertempur di Irak dan Suriah dan mereka nantinya akan kembali ke India.
Merekalah yang akan menjadi penghubung kelompok-kelompok Timur Tengah dengan anak benua India. Saat itulah, kata sumber-sumber itu, India harus bersiaga. Saat ini, kelompok sempalan itu dipandang sebagai kelompok teror yang paling berdayaguna, rapi, berbahaya, sekaligus ambisius di seluruh dunia.
Bahkan Al Qaeda, yang pernah menebar teror ke seluruh dunia selama lebih dari duapuluh tahun lamanya dan menjadi guru ideologis kelompok itu, belum ada apa-apanya dibandingkan dengan ISIS yang melesat demikian maju dalam waktu yang singkat.
Membawa pertempuran ke tanah air
Karena India sudah termasuk dalam pantauan kelompok ISIS, walaupun berada jauh di negeri lain, pertanda-pertanda yang ada tidaklah baik bagi India. Seorang direktur eksekutif di Institute of Conflict Management, Ajai Sahni, mengatakan, “Strategi merupakan fungsi dari kemampuan. Kita tidak menaruh fokus di kejadian-kejadian di Timur Tengah karena kita tidak memiliki kemampuan untuk mempengaruhi mereka.”
Sahni melanjutkan, “Sebelumnya juga pernah ada orang-orang India diculik di kawasan itu dan kita terpaksa bergantung kepada perunding pihak ketiga. Semua gerakan jihad global menyasar India. Kalau kita mengabaikan hal itu, kita menanggung akibatnya.”
Secara khusus, Sahni menyebutkan ancaman itu berasa dari warga India yang berperang di Irak dan Suriah.
“Para teroris yang telah digembleng ini akan kembali sutu saat. Lagipula, keberhasilan mereka akan mengilhami lebih banyak orang, seperti yang telah kita lihat bagaimana para pemuda kita mendapat ilham dari kejadian-kejadian di luar negeri,” katanya.
Ambisi ISIS yang meningkat dapat terbaca dari awalnya sebagai kelompok kecil yang mengaku bersekutu dengan al-Qaeda hingga kemudian menjadi organisasi Negara Islam Irak di tahun 2006.
Hanya dalam beberapa tahun, seiring dengan semakin parahnya krisis Suriah, kelompok itu menjelma menjadi Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) dan sekarang dikenal dengan Negara Islam di Irak dan Levant.
Munculnya kata ‘Levant’ mengisyaratkan perluasan sasaran pencaplokan kelompok itu ke Suriah, Israel, Palestina, Lebanon, Yordania, Siprus dan beberapa bagian Turki. (Ein)
Advertisement