Soal Rokok, Orang Indonesia Egois dan Tak Peduli Orang Lain

Menasehati para perokok merupakan pekerjaan sia-sia, sama halnya seperti menasihati orang yang sedang jatuh cinta dengan selingkuhannya.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 19 Jun 2014, 16:00 WIB
Ilustrasi Rokok 5 (Liputan6.com/M.Iqbal)

Liputan6.com, Jakarta Sifat adiktif rokok membuat para perokok kerap susah lepas dari kebiasaan tidak sehat ini. Untuk membuat para perokok sadar akan bahaya racun ini, bukan pekerjaan mudah. Bahkan, menasihati para perokok merupakan pekerjaan sia-sia. Sama halnya seperti menasehati orang yang sedang jatuh cinta dengan selingkuhannya.

Hal senada pun diungkapkan Kartono Mohamad dari Komisi Nasional Pengendalian Tembakau di Indonesia. Ia mengatakan,  mengingatkan seorang perokok untuk mematuhi peraturan dan menyadarkan dampak buruknya di masa akan datang sangatlah susah, terlebih di Indonesia.

Pria yang mengaku masuk ke dalam 10 daftar musuh petani tembakau ini, mengatakan, memiliki ego yang sangat besar membuat perokok selalu mengacuhkan apa yang dikatakan orang lain terhadap dirinya. Secara tegas ia menyebutkan, masyarakat Indonesia adalah orang yang egois, berbeda jauh dari citra yang ada selama ini.

"Jangan sangka bahwa orang Indonesia memiliki jiwa sosial besar. Orang Indonesia itu egois. Orang mau ngomong apa, terserah. Yang penting baginya, dirinya senang melakukan itu entah itu melanggar atau tidak," kata Kartono Mohamad dalam diskusi media mengupas tentang mitos Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) bersama Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI) di Bakoel Koffie, Cikini, Jakarta, Kamis (19/6/2014).

Tak usah jauh-jauh, ketika kita berada di restoran atau tempat umum tengah membicarakan tentang bahaya merokok, tetap saja akan ada orang yang merokok di sekitarnya, dan tidak mempedulikan sekitar. Meski mereka mengetahui tentang peraturan daerah terkait larangan merokok di suatu kawasan tertentu, tetap saja perokok itu mengisap batang demi rokok yang dibelinya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya