Harga Emas Melompat Dipicu Sinyal The Fed dan Konflik Irak

Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Agustus naik US$ 41,4 menjadi US$ 1.314,1 per ounce.

oleh Nurseffi Dwi Wahyuni diperbarui 20 Jun 2014, 07:41 WIB
Ilustrasi Harga Emas (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, Chicago - Emas berjangka di Divisi COMEX New York Mercantile Exchange (NYMEX) pada penutupan perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB) menguat di US$ 1.300 per ounce ditopang memanasnya konflik Irak dan sinyal yang diberikan Gubernur Bank Sentral AS (The Fed) Janet Yellen.

Dilansir dari Xinhua, Jumat (20/6/2014), kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Agustus naik US$ 41,4 atau 3,25 persen menjadi US$ 1.314,1 per ounce.

Gubernur The Fed Janet Yellen menyatakan The Fed mengurangi pembelian obligasinya US$ 10 miliar menjadi US$ 35 miliar dan menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi AS untuk tahun ini. Setelah melakukan pertemuan dalam dua hari, The Fed memprediksikan pertumbuhan ekonomi antara 2,1 persen-2,3 persen dari proyeksi sebelumnya 2,9 persen.

Pedagang juga tengah mengamati sikap Presiden Barack Obama yang mengumumkan AS akan mengirimkan 300 penasihat militer ke Irak merespons meningkatnya kekerasan di negara Timur Tengah tersebut. Analis percaya Irak merupakan faktor yang berkontribusi terhadap kenaikan emas.

Sementara itu, Departemen Tenaga Kerja AS merilis laporan klaim pengangguran yang turun sebesar 6.000 menjadi 312 ribu dalam pekan yang berakhir 14 Juni 2014. Angka ini adalah setara dengan ekspektasi analis.

Tak hanya emas, logam lainnya seperti perak dan platinum juga ikut menguat. Harga perak untuk pengiriman Juli naik US$  87 sen atau 4,4 persen menjadi US$ 20,648 per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli naik US$ 23,7 atau 1,63 persen menjadi US$ 1.474,5 per ounce. (Ndw)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya