Khawatir Jadi Pelarian PSK Dolly, Warga Sunan Kuning Didata Ulang

Mereka juga memberi pengarahan untuk tidak sembarangan menerima penghuni baru, terutama dari Dolly dan Jarak.

oleh Liputan6 diperbarui 20 Jun 2014, 18:03 WIB
Mahasiswa yang tergabung dalam kesatuan Mahasiswa Muslim Jombang turun kejalan mendukung penutupan lokalisasi Dolly.

Liputan6.com, Surabaya - Penutupan lokalisasi Dolly dan Jarak di Kelurahan Putat Jaya, Sawahan, Surabaya, Jawa Timur memancing keresahan penghuni sejumlah lokalisasi. Salah satunya lokalisasi Sunan Kuning di Semarang, Jawa Tengah.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Jumat (20/6/2014), warga dan pemilik wisma di Sunan Kuning khawatir tempatnya menjadi lokasi pelarian para pekerja seks komersial (PSK) dari Gang Dolly dan Jarak.

Untuk mengantisipasi kondisi tersebut, pengurus Resos Argorejo Sunan Kuning bersama warga mendata ulang seluruh penghuni wisma. Tak hanya mendata, mereka juga memberi pengarahan untuk tidak sembarangan menerima penghuni baru, terutama dari Dolly dan Jarak.

Sementara itu, sekalipun secara resmi telah ditutup, lokalisasi Dolly dan Jarak di Surabaya, Jawa timur tetap beroperasi seperti malam-malam sebelumnya. Sepanjang jalan cukup padat dengan lalu lalang kendaraan pengunjung di lokalisasi ini.

Wisma-wisma dan para PSK di sepanjang Gang Dolly dan Jarak siap menerima para tamu. Mereka seolah tidak terpengaruh dengan keputusan Pemkot Surabaya yang secara resmi menutup lokalisasi tersebut, Rabu 18 Juni malam lalu.

Mereka sepakat tetap beroperasi dan baru akan tutup sebulan penuh saat Ramadan tiba. Beroperasinya lokalisasi Dolly dan Jarak juga disambut para pedagang yang turut kembali membuka dagangannya setelah sempat tutup. (Ans)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya