Liputan6.com, Jakarta - Purnawirawan dan Warakawuri Komando Pasukan Khusus (Kopassus) mendeklarasikan dukungan kepada pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Namun usai deklarasi, seorang mantan bawahan Prabowo, Pembantu Letnan Dua (Pelda) Suwadi meninggal dunia yang diduga akibat kelelahan.
"Kami dari timkamnas turut berdukacita dan berbelasungkawa sedalam-dalamnya, karena beliau almarhum kebetulan selesai deklarasi di Rumah Polonia. Kemudian ternyata mengembuskan napas terakhir," kata anggota tim keamanan nasional Prabowo-Hatta, Ahmaryoni di Rumah Polonia, Jakarta, Sabtu (21/6/2014).
"Kami turut berdukacita sedalam-dalamnya semoga keluarga diberi ketabahan dan amal ibadah beliau diterima di sisi-Nya," sambung Ahmaryoni.
Ahmaryoni tak mengetahui pasti penyebab Suwadi meninggal, namun diduga lantaran sakit akibat kelelahan.
Sementara, salah seorang relawan yang membantu saat kejadian itu mengatakan Suwadi sempat pingsan usai deklarasi, lalu dibawa ambulans. Belum tiba di rumah sakit, Suwadi mengembuskan napas terakhirnya.
"Tadi saya dengar dari kawan-kawan dia sakit dan kelelahan, kemudian diantar dengan ambulans kami. Tapi saya tidak tahu meninggalnya apa saat perjalanan atau rumah sakit," ujar pria yang enggan menyebutkan namanya itu.
Sementara, dalam deklarasi tersebut mantan prajurit Kopassus di bawah komando Letkol Purnawirawan Ersin menyatakan, para purnawirawan Korps Baret Merah menjadi saksi hidup kepemimpinan Danjen Kopassus Prabowo Subianto.
Mereka menyatakan, Prabowo adalah sosok pemimpin yang konsisten. Tidak seperti kabar yang beredar selama ini. "Prabowo Subianto selalu memikirkan kepentingan anak buahnya. Tidak seperti mereka pemimpin yang hanya memikirkan kepentingan pribadi," kata Ersin usai deklarasi.
Selain itu, mereka menilai Prabowo memperhatikan perlengkapan senjata yang dimiliki prajuritnya, yakni membelikan senjata meski dana sendiri. "Prabowo selalu di tengah-tengah anggota, baik suka maupun duka."
"Tidak seperti mantan pemimpin yang tidak bisa memberikan contoh atau panutan kepada anggota. Hanya bisa bicara tanpa bukti yang bisa ngajar, tapi tak bisa lakoni alias jarkoni (menyuruh orang lain tanpa melakukan)," sambung Ersin.
Selain itu, Prabowo yang saat menjadi Danjen Kopassus berpangkat mayor jenderal itu kerap memberi perhatian kepada keluarga prajurit, dari pangkat tingkat bawah sampai tingkat atas. Seperti membangun perumahan-perumahan prajurit. (Ans)
Advertisement