Liputan6.com, Kairo - Amerika Serikat akhirnya kembali mengucurkan bantuan militer US$575 juta atau sekitar Rp 6.9 miliar kepada Mesir. Setelah sempat menunda bantuan itu, sejak penggulingan Presiden Mohammed Morsi pada 2013 lalu.
Dikutip dari BBC, Senin (23/6/2014), kabar pemberian bantuan ini terungkap saat Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengunjungi Kairo. Dua minggu setelah mantan panglima militer Abdul Fattah al-Sisi resmi menjadi presiden.
Advertisement
Saat menemui Sisi, Kerry pun menekankan pentingnya menegakkan hak semua warga Mesir.
Pejabat Kementerian Luar Negeri AS mengutarakan, bantuan militer itu diberikan kembali kepada pemerintah Kairo sepuluh hari lalu. Tepatnya setelah disetujui Kongres.
Dana tersebut berasal dari anggaran bantuan militer tahunan AS sebesar US$ 1,5 miliar. Nantinya dana itu akan dipakai terutama untuk membayar kontrak pertahanan yang sudah ada.
Selain bantuan dana, pemerintah AS juga berjanji memberikan 10 helikopter Apache untuk militer Negeri Piramida itu. Untuk digunakan mengatasi militan di Semenanjung Sinai.
Pemimpin Mesir yang baru, al-Sisi memenangkan pemilihan presiden bulan Mei. Saat itu, dia berjanji mengatasi terorisme dan menciptakan keamanan.
Panglima purnawirawan ini, menjatuhkan Morsi bulan Juli 2013 di tengah unjuk rasa massal menentang kekuasaannya. Sejak saat itu, Sisi berusaha menghancurkan Ikhwanul Muslimin, organisasi yang digagas Morsi, yang juga mendesak pemboikotan pemilu pada 26-28 Mei.
Protes menentang pemilu juga dilayangkan oleh para pegiat liberal dan sekuler, karena pembungkaman hak sipil.