Diabetesi, Kurangi Konsumsi Kurma Saat Puasa

Benarkah kurma berisiko meningkatkan gula darah diabetesi saat berbuka puasa?

oleh Fitri Syarifah diperbarui 24 Jun 2014, 08:00 WIB
Benarkah kurma berisiko meningkatkan gula darah diabetesi saat berbuka puasa?

Liputan6.com, Jakarta Kandungan gula yang tinggi pada kurma sering dipertanyakan penderita diabetes. Tapi masalahnya, berpuasa tanpa hidangan ini terasa ada yang kurang di bulan Ramadan. Apalagi rasanya yang manis didalamnya dipercaya bisa mengembalikan kebugaran tubuh setelah seharian berpuasa. Jadi benarkah kurma berisiko meningkatkan gula darah diabetesi saat berbuka puasa?

Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia RS Cipto Mangunkusumo, Prof. Dr. dr. Pradana Soewondo, SpPD-KEMD menjelaskan, meski kandungan gula pada kurma disebut alami, tapi kurma juga dapat meningkatkan gula darah.

"Kalau mau makan kurma, nggak usah makan takjil seperti kolak. Sebaliknya, kalau makan takjil, jangan makan kurma," katanya saat ditemui di JS Luwansa, Jakarta, Senin (23/5/2014).

Pradana juga menyarankan, saat puasa, penderita diabetes baiknya mengecek kadar gulanya sebelum sahur, sebelum berbuka dan setelah buka puasa. Ini dimaksudkan untuk mengontrol gula darah dan menurunkan risiko penyakit lainnya saat diabetesi puasa.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya