Liputan6.com, Riot Games, perusahaan pembuat video game komputer `League of Legends` yang sangat populer, rela memberi uang pesangon hingga US$ 25.000 (sekitar Rp 300 juta) bagi karyawannya yang ingin resign dari perusahaan. Bahkan, meski karyawan tersebut baru bergabung dengan perusahaan.
Manajemen seperti ini terbilang unik, mengingat tak sedikit perusahaan yang mau mengeluarkan uang pesangon dalam jumlah besar untuk karyawan baru.
Riot Games melakukan ini bukan tanpa alasan. Menurut yang dilansir Business Insider, cara ini dilakukan karena perusahaan tidak mau memiliki karyawan yang tidak cocok dengan budaya kerja di Riot Games.
"Daripada membiarkan ketidakcocokan jadi semakin buruk, kami ingin mengatasinya dengan cepat. Ini bagus bagi perusahaan, dan baik untuk profesional. Kami belajar dari ini dan membuat keputusan perekrutan yang lebih baik sebagai hasilnya," jelas perusahaan melalui postingan blog.
Bagi karyawan baru yang tidak senang bekerja di sebuah perusahaan, cara ini dianggap sebagai mimpi yang jadi kenyataan. Siapa coba yang tidak mau diberi pesangon jika keluar dari kantor?
Dalam situs resminya, Riot Games menjelaskan bahwa tawaran pesangon tersebut untuk saat ini hanya berlaku untuk staf di Amerika Utara. Dan karyawan terlebih dulu harus memilih program tersebut dalam 60 hari pertama kerjanya. Riot Games menamai program itu dengan `Queue Dodge`.
Next
Lebih lanjut disebutkan, karyawan yang memilih program ini akan mendapatkan pesangon sebesar 10% dari gaji setahun mereka, maksimal hingga US$ 25.000.
"Kami tidak ingin secara aktif mendorong orang untuk keluar, tapi kami ingin memberikan jalan keluar yang cukup aman," kata perusahaan.
Riot Games saat ini memiliki lebih dari 800 karyawan yang tersebar di seluruh dunia. Selain Riot, Zappos dan Amazon disinyalir juga menerapkan cara serupa.
Zappos memberikan pesangon sebesar US$ 2.000 kepada staf mereka yang ingin berhenti, sedangkan Amazon membayarkan pesangon sebesar US$ 5.000. Alasannya sama, mereka tidak ingin orang-orang yang gagal menjatuhkan bisnis perusahaan hanya karena mereka membutuhkan gaji.
Advertisement