Ini Syarat Indonesia Bisa Raih Pertumbuhan Ekonomi 9%

Anggaran subsidi energi harus dipangkas atau dikurangi, terutama subsidi bahan bakar minyak (BBM) yang kian membebani fiskal Indonesia.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 23 Jun 2014, 22:00 WIB
Chatib Bisri memberikan keternagan pada wartawan usai dirinya dilanti menjadi Menteri Keuangan yang Baru (Foto: Rumah Tangga Kepresidenan)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Chatib Basri tak menampik proyeksi Bank Dunia yang menyatakan bahwa Indonesia mampu mencapai pertumbuhan ekonomi 9 persen ke depan. Bahkan juga meraup pendapatan per kapita US$ 20 ribu per tahun.

"Bisa kok pertumbuhan ekonomi 9 persen harus dalam kurun waktu 16 tahun," kata dia usai Rapat Kerja dengan DPD di Senayan, Jakarta, Senin (23/6/2014).

Chatib pun membenarkan pernyataan Wakil Menteri Perdagangan Bayu Khrisnamurti yang menyebut bahwa negara ini akan mencatatkan pendapatan per kapita US$ 20 ribu per tahun sebelum rata-rata usia penduduk Indonesia menginjak 50 tahun.

"Kalau rata-rata pertumbuhan ekonomi tujuh persen dalam 10 tahun ke depan, maka pada 2025, pendapatan per kapita US$ 14 ribu per tahun. Jadi pasti bisa kok US$ 20 ribu," terangnya.

Syaratnya, kata Chatib, anggaran subsidi energi harus dipangkas atau dikurangi, terutama subsidi bahan bakar minyak (BBM) yang kian membebani fiskal Indonesia.

"Harus dipotong (subsidi). Bagaimanapun ada proyek yang harus diinvestasikan pemerintah, karena ada pelabuhan misalnya di Maumere yang nggak mau dimasuki swasta. Termasuk rute penerbangan perintis pun nggak bisa dikasih swasta," jelasnya. (Fik/Gdn)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya