Liputan6.com, Jakarta Beragam komentar pun terlontar terkait adanya perubahan pada bungkus rokok yang mulai diberlakukan hari ini, Selasa (24/6/2014). Sejumlah perokok mengaku, gambar yang tersaji di bungkus rokok tersebut tidak membuat mereka enggan mengisap barang beracun ini.
Usman, pria 35 tahun berprofesi sebagai supir pribadi ini secara terus terang tidak takut dengan gambar yang terpampang di bungkus rokok usai diperlihatkan tiga bungkus rokok dengan gambar yang berbeda.
"Takut, sih. Tapi enggak semuanya menakutkan. Kalau untuk berhenti, tidak. Karena berhenti itu dari hati," kata Usman setelah melihat gambar-gambar yang diberikan tim Health Liputan6.com padanya, Selasa (24/6/2014)
Dua satpam yang bertugas di Senayan City, Kholil FE (30) dan Tidar (27), yang notabennya tidak merokok, mengatakan, apa yang ditetapkan pemerintah untuk menghentikan jumlah perokok di Indonesia dengan mencantumkan gambar seperti ini adalah tindakan sia-sia. Menurut mereka, kalau tidak ada niat sama sekali untuk berhenti, para perokok tidak akan berhenti.
"Percuma, Mas. Namanya juga candu," kata Kholil. "Idem, Mas. Sama kayak narkoba, susah untuk lepas," kata Tidar menambahkan.
Advertisement
Secara blak-blakkan mereka mengatakan, untuk menghentikan jumlah perokok di Indonesia atau mencoba menghentikan kebiasaan para perokok dewasa, lebih baik menaikkan harga satu bungkus rokok, ketimbang mencantumkan gambar menakutkan di bungkus rokok.
"Kalau harga dinaikin, mungkin orang akan mikir untuk merokok banyak-banyak. Saya, misalnya. Kalau harga naik, ya, taruhlah Rp 50 ribu, mungkin saya akan ngerem kebiasaan ini. Yang biasa sebulan bisa 4 bungkus, sekarang sebulan bisa 1 bungkus. Mending begitu, bukan?," kata Usman.
Leher berlubang akibat kanker tenggorokan, paru-paru menghitam serta membusuk akibat kanker paru-paru dan bronkitis akut, bibir pecah-pecah akibat kanker mulut, pria yang tengah merokok di dekat sang buah hati dengan pesan 'merokok dekat anak berbahaya bagi anak', dan pria tengah merokok dikelilingi dua tengkorak adalah lima gambar peringatan yang akan terpajang di bungkus rokok.
Gambar-gambar ini terpilih setelah melewati seleksi yang cukup panjang dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM-UI). Langkah pertama, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyerahkan 100 lebih gambar pada FKM-UI untuk dilakukan penyeleksian. Langkah kedua, FKM-UI mengeliminasi gambar-gambar itu menjadi 16 besar. Barulah di tahap akhir, FKM-UI terjun langsung ke masyarakat, dan bertanya pada mereka, mana dari 16 gambar itu yang mampu membuat bulu romanya berdiri? Ternyata, lima gambar inilah yang paling banyak dipilih.
Baca Juga