Liputan6.com, Malaysia - Selama bertahun-tahun para ilmuwan di dunia bekerja keras untuk menemukan cara yang lebih mudah bagi para penyandang tuna rungu untuk berkomunikasi. Dan saat ini telah ditemukan sebuah sistem cerdas yang diharapkan bisa meningkatkan kualitas hidup mereka.
Selama proses perancangan sistem cerdas itu para peneliti menggunakan teknologi pengenalan gambar untuk menerjemahkan bahasa isyarat ke dalam 'bahasa yang bisa dibaca' dan kemudian bisa digunakan pada smartphone.
Kemudian tim ilmuwan dari Malaysia dan Selandia Baru hadir dengan membawa perangkat yang diberi nama Automatic Sign Language Translator (ASLT), yang dapat menangkap, menafsirkan, dan menerjemahkan bahasa isyarat.
Mengutip laman Daily Mail, Kamis (26/6/2014), ASLT telah diuji pada gerakan dan isyarat yang mewakili dua kata dan kalimat yang berkesinambungan dalam bahasa isyarat Malaysia, yang diklaim memiliki tingkat akurasi tinggi.
Tak hanya sebatas bahasa Malaysia, ke depannya alat ini juga berpotensi untuk digunakan dalam berbagai bahasa. Dalam hal ini ASLT menggunakan teknologi pengolahan gambar dan pengenalan pola untuk menerjemahkan gerakan ke dalam kata-kata.
"Di dalam jeroan ASLT terdapat pengolahan gambar real-time dan metode komputasi intelijen. Kami mengembangkan sebuah pendekatan baru untuk mendeteksi wajah, tangan, dan bagian atas tubuh pengguna," kata salah satu peneliti Profesor Rini Akmeliawati dari Universitas IIUM Malaysia.
Rini menuturkan, komunikasi sehari-hari merupakan tantangan terbesar bagi para penyandang tuna rungu di seluruh dunia karena mereka tidak dapat berbicara. Maka dari itu ASLT hadir untuk menghilangkan hambatan itu.
Menurut studi di Lembaga Teknik dan Teknologi (IET) The Journal of Engineering, teknologi tahap awal ASLT bisa diproduksi secara massal dengan biaya yang cukup ekonomis dan dapat digunakan pada perangkat mobile.
Dengan demikian, para peneliti semakin percaya bahwa ke depannya mereka dapat menciptakan ASLT yang lebih portabel, efisien, dan terjangkau. (*/)
Energi & Tambang