Dukung Jokowi-JK, Ruhut Digeser Demokrat ke Komisi VI

Persoalannya adalah Ruhut yang membawa-bawa nama Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 24 Jun 2014, 12:20 WIB
Juru Bicara Partai Demokrat Ruhut Sitompul berubah sikap 180 derajat terkait pilihannya pada Pemilu Presiden 9 Juli mendatang. Jakarta, Senin (23/6/2014) (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Juru Bicara Partai Demokrat Ruhut Sitompul menyatakan dukungannya kepada pasangan capres-cawapres Joko Widodo dan Jusuf Kalla (Jokowi-JK). Namun, dukungan itu berbuah sanksi setelah Fraksi Partai Demokrat menggeser posisi Ruhut dari Komisi III DPR.

"Sebelum paripurna, saya pindahkan Ruhut dari Komisi III ke Komisi VI. Ini wewenang ketua fraksi. Seperti yang lalu, saya keluarkan beliau dari Baleg," kata Ketua Fraksi Partai Demokrat Nurhayati Ali Assegaf di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (24/6/2014).

Meski demikian, Nurhayati mengatakan sanksi tersebut diberikan bukan karena mempersoalkan Ruhut yang mendukung Jokowi-JK. Persoalannya adalah Ruhut yang membawa-bawa nama Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono.

"Bawa-bawa nama Pak SBY ini menimbulkan persepsi jelek, seolah-olah SBY 2 kaki. Saya tak pernah mengatasnamakan dengan SBY. Tak baik bawa nama-nama ketum, itu hak politik Ruhut mau dukung siapa. Bawa nama SBY itu yang kita persoalkan," tegasnya.

Terkait sanksi dari DPP, Nurhayati mengatakan belum tahu. Namun, sebagai Wakil Ketua Umum Partai Demokrat ia akan mengirim surat resmi untuk proses pemberian sanksi.

Bahkan, Nurhayati menantang Ruhut bila sanksi yang diberikan padanya akan dilaporkan ke SBY. "Jadi kalau merasa dekat dengan SBY, silakan melapor," tandas Nurhayati.

Sebelumnya, Ruhut menegaskan sikapnya mendukung pasangan Jokowi-JK. Saat mendeklarasikan dukungannya, Senin malam 23 Juni 2014, Ruhut dengan gamblang menyebutkan kenapa akhirnya memutuskan mendukung Jokowi-JK ketimbang ikut dalam gerbong besar FPD yang mendukung pasangan Prabowo-Hatta.

Ia menjelaskan, dia memilih Jokowi-JK karena kecewa atas sikap partai-partai koalisi yang tak mendukung SBY sepenuh hati. Terlebih, Prabowo menyebut ada kebocoran anggaran di pemerintahan, padahal saat pemaparan visi dan misi di hadapan ratusan pengurus Demokrat, Prabowo-Hatta berjanji meneruskan program SBY.

"Mereka kan didukung partai koalisi pemerintahan sekarang, tapi malah nyerang kita dengan sebut bocor. Seharusnya, dia (Prabowo) berkaca dan tanya dulu ke Pak Hatta bagaimana," ujar Ruhut. (Mut)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya