Kisah Bocah Maskot, Pendamping Pemain di Piala Dunia

Para bocah maskot itu pun ternyata sangat senang bisa terlibat dalam perhelatan sepakbola empat tahunan itu.

oleh Liputan6 diperbarui 24 Jun 2014, 13:57 WIB
Ilustrasi Trofi Piala Dunia

Liputan6.com, Jakarta - Oleh: Arief Permana

Ada pemandangan menarik sebelum wasit meniup peluit pertandingan. Sekumpulan bocah berbaris menggandeng para pemain berjalan dari lorong pemain menuju lapangan.

Kehadiran mereka memberikan warna tersendiri. Para bocah maskot itu pun ternyata sangat senang bisa terlibat dalam perhelatan sepakbola empat tahunan itu.

"Aku sangat senang pergi ke Brasil dan sangat gembira AS menang," ujar  Magali Juan (6 tahun). "Kakiku gemetar, aku berada di lapangan," katanya.

Magali mendapat kesempatan bergandengan tangan dengan bek Tim Nasional Amerika Serikat Fabian Johnson saat pertandingan Amerika Serikat kontra Ghana. Magali adalah salah satu dari dua anak muda dari Washington yang diberi kesempatan untuk pergi ke Brasil.

Foto dok. Liputan6.com

Bocah lainnya, Ghabriel Prewitt (10 tahun), sangat berterima kasih kepada ibunya dapat berangkat ke Brasil. Ghabriel terpilih menjadi bocah maskot dalam sebuah pesta kejutan yang digelar sebuah restoran siap saji yang menjadi sponsor resmi Piala Dunia.

Ghabriel akan menjadi pendamping pemain pada pertandingan AS melawan Jerman akhir pekan ini. "Itu mungkin waktu terbaik dalam hidup saya," ujar Ghabriel.
Foto dok. Liputan6.com

Program bocah maskot ini merupakan kerjasama antara FIFA dan restoran cepat saji. Tujuannya untuk memberikan kesempatan pada anak untuk mengawal pemain di lapangan. Mereka dipilih secara acak dari 1.408 anak-anak berusia antara 6-10 tahun. Magali dan Ghabriel adalah salah satu bocah yang beruntung mewakili Amerika Serikat untuk menjadi bocah maskot.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya