Liputan6.com, Tokyo - Pabrikan otomotif di asia masih ragu-ragu untuk membuat kendaraan berbahan alumunium. Padahal mereka mengetahui kalau alumunium sangat berperan untuk mengurangi bobot kendaraan yang dilempar ke pasar.
Pengurangan bobot saat ini menjadi salah satu strategi penting untuk memenuhi regulasi mengenai efisiensi konsumsi bahan bakar.
Selain itu penggunaan alumunium juga tidak serta merta membuat biaya produksi turut melonjak, seperti dilansir dari Leftlanenews, Rabu (25/6/2014).
Menurut Charlie Durant, dari Konsultan Logam CRU menjelaskan kalau sejumlah pabrikan mobil di Asia tidak memprioritaskan untuk pengurangan bobot kendaraan yang mereka produksi. Sebab di pasar Asia sendiri tidak memberlakukan aturan ketat mengenai bobot kendaraan.
"Harga dari alumunium masih dipandang sebagai faktor penghalang bagi sebagian produsen kendaraan sehingga mereka baru akan memakai bahan ini untuk kendaraan yang dipasarkan di negara dengan undang undang yang ketat," papar Durant kepada Reuters.
Untuk menyiasati harga alumunium yang relatif tinggi, produsen kendaraan memilih menggunakan baja ringan untuk mengurangi bobot mobil tanpa harus mengeluarkan biaya produksi yang cukup besar terkait harus mempersiapkan pabrik agar mampu mengolah alumunium.
Menurut laporan dari analis otomotif, produsen mobil di Asia baru akan memproduksi mobil berbahan alumunium hanya untuk bersaing dengan produsen mobil asal Jerman dan Amerika Serikat yang sudah menggunakan alumunium dalam banyak model yang mereka luncurkan.
Advertisement
Salah satu contoh produsen mobil Asia yang menggunakan alumunium adalah Hyundai yang memproduksi model Genesis untuk bersaing dengan sedan coupe dari segmen menengah asal Eropa dan Amerika yang telah menggunakan alumunium sebagai material pembuatnya. (Ysp/Nrm)
