Liputan6.com, Jakarta - Phishing, atau penipuan online adalah usaha untuk mendapatkan suatu informasi penting dan rahasia milik pengguna internet secara tidak sah, seperti nama akun, informasi kartu kredit, informasi rekening bank dan berbagai informasi pribadi lainnya.
Phishing umumnya dilakukan melalui berbagai sarana. Namun sebagian besar dilakukan dengan mengirimkan tautan situs palsu yang disebarluaskan via SMS, email, atau layanan perpesanan instan.
Menurut hasil riset terbaru yang dirilis Kapersky Lab, 22% aksi phishing dilakukan dengan cara mengimitasi situs Facebook. Mereka menyimpulkan dari 5 serangan phishing yang terjadi, satu di antaranya menjadikan Facebook sebagai sasaran utama.
Perusahaan keamanan komputasi asal Rusia itu juga mencatat ada sekitar 20 ribu upaya yang dilakukan oleh para pengguna produk keamanan mereka untuk mengakses situs Facebook palsu tersebut.
Lebih lanjut melalui blog resminya pihak Kapersky Lab memaparkan, para scammer (pelaku penipuan online) umumnya menyasar Facebook untuk mencuri data-data pribadi para pengguna situs jejaring sosial milik MarkZuckerberg tersebut.
Selain itu, para scammer juga ingin memanfaatkan akun Facebook korban untuk menyebarkan spam (pesan sampah) yang mengandung malware ke akun-akun lain yang terafiliasi dengan korban. Terdapat pula tren baru pembajakan akun, dan scammer akan meminta uang tebusan dalam jumlah tertentu untuk mengembalikan akun tersebut.
Untuk menyangkal ini, sebelumnya Kapersky Lab telah merilis sebuah aplikasi bernama FriendOrFoe. Aplikasi ini dapat dimanfaatkan oleh para pengguna Facebook untuk mengamankan data-data pribadi mereka dari aksi cybercrime.
Aplikasi FriendOrFoe berguna untuk mengetahui mana teman Facebook Anda yang benar-benar pengguna normal, dan mana di antara mereka yang seorang penjahat cyber penyebar malware dan pelaku phishing.
Cara kerjanya cukup unik. Aplikasi ini akan menunjukkan sejumlah informasi terkait jumlah video dan foto yang di-posting oleh teman Facebook Anda, seberapa sering mereka berinteraksi, dimana mereka melakukan check-in, dan berbagai hal lainnya.
Dengan kata lain, aplikasi ini akan memungkinkan pengguna untuk menganalisa aktivitas teman Facebook dan disajikan dalam bentuk kumpulan data statistik.
Waspadalah! Facebook Jadi Sarang Penipuan Online
Para scammer (pelaku penipuan online) umumnya menyasar Facebook untuk mencuri data-data pribadi para pengguna.
diperbarui 28 Jun 2014, 08:39 WIB(Foto: Huffington Post)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Menko Airlangga Sebut Devisa Hasil Ekspor Diterapkan 100 Persen untuk Satu Tahun
Saat KH Bisri Musthofa Iseng Menguji Kewalian Mbah Hamid Pasuruan, Dikisahkan Gus Baha
6 Manfaat dan Cara Mengolah Seledri untuk Kesehatan, Salah Satunya Menurunkan Kadar Kolesterol
Imbas Banjir Grobogan, KAI Sebut Ada 6 Perjalanan KA Dibatalkan
Derita Warga Bandar Lampung belum Usai, Banjir Surut Datanglah Wabah
Aturan Devisa Hasil Ekspor 100 Persen Wajib Tersimpan Setahun Berlaku 1 Maret 2025
Gaia Wahana Pemetaan Alam Semesta Berhenti Beroperasi
Arti Anak Bungsu: Memahami Karakteristik dan Peran Unik dalam Keluarga
Arti Physical Touch: Memahami Bahasa Cinta Sentuhan Fisik
Awalnya Hanya Bercanda, Lama-Lama Tergoda, lantas.. Wanti-Wanti Buya Yahya!
Soal Rencana Donald Trump Relokasi Warga Gaza ke Indonesia, Begini Respons Puan Maharani
Cara Menghitung Usia Kehamilan Manual: Panduan Lengkap untuk Ibu Hamil