Survei IFES: Pemilih Kurang Dapat Info Pemilu dari Situs KPU

"Beberapa website yang dibuat KPU pengunjungnya tidak tinggi, mungkin kurang menarik tampilannya, mungkin marketingnya yang kurang bagus,"

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 25 Jun 2014, 14:56 WIB
logo kpu pemilu

Liputan6.com, Jakarta - Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai penyelenggara Pemilu 2014 mempunyai kewajiban untuk memberikan informasi kepada masyarakat mengenai pelaksanaan pemilu. Namun pada Pemilu Legislatif (Pileg) 2014, masyarakat menilai KPU belum maksimal dalam memberikan informasi tentang pemilu secara keseluruhan, terutama lewat situs yang dimilikinya.

Berdasarkan hasil survei Pendapat Masyarakat Indonesia Tentang Pemilu Legislatif 2014 dari lembaga survei International Foundation for Electrolal System (IFES) menyebutkan, 20 % responden yang merupakan pengguna internet reguler kurang mengakses website KPU untuk mendapatkan informasi tentang pemilu.

"Sedikit dari pemilih yang mendapatkan informasi berkaitan dengan pemilu dari website KPU. Beberapa website yang dibuat KPU pengunjungnya tidak tinggi, mungkin kurang menarik tampilannya, mungkin marketing-nya yang kurang bagus," kata Direktur IFES, Rakesh Sharma saat memaparkan surveinya di Hotel Morrissey, Jalan Wahid Hasyim, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (25/6/2014).

Rakesh menambahkan, 10 % responden lain mendapatkan informasi lewat media sosial KPU seperti twitter dan Facebook. Dengan adanya hal itu, Rakesh berpendapat seharusnya KPU bisa memanfaatkan website dan media sosial yang telah dimiliki KPU sebagai upaya memberikan informasi ke masyarakat mengenai pemilu.

"Dan juga merancang strategi yang efektif untuk menggunakan sosial media sebagai medium untuk menyebarluaskan pesan-pesan bagi para pemilih," tambah Rakesh.

Meski demikian, 47 % responden yang juga merupakan pemilih menyebut bahwa alat sosialisasi KPU baik itu dari iklan, website dan media sosial sangat berguna bagi mereka untuk mempelajari tentang proses pemilu.

Survei yang juga melibatkan Lembaga Survei Indonesia (LSI) dilakukan pada Juni 2014 di 33 provinsi di Indonesia. Menggunakan metode tatap muka dengan melibatkan 2.009 responden dengan tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error 2,3 persen. (Yus)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya