Usai Pensiun, Banyak Orangtua Ingin Hidupnya Dibiayai Anak

Di masa pensiun, sebagian orangtua berharap anak-anak dapat menanggung biaya hidupnya.

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 25 Jun 2014, 22:37 WIB
Tunjangan Pensiunan (Antarafoto/Noveradika)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Direktur PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Legowo Kusumonegoro mengatakan, masa pensiun merupakan waktu di mana masyarakat akan hidup tanpa gaji setiap bulan. Alhasil, di masa tersebut sebagian orangtua berharap anak-anak dapat menanggung biaya hidupnya.

"Hasilnya, sekitar 20 persen orangtua di Indonesia berharap biaya hidupnya dapat ditopang anak-anak setelah dirinya memasuki usia pensiun," ungkap Legowo saat mempresentasikan hasil riset Manulife Aset Manajemen terbaru di Jakarta, Rabu (25/6/2014).

Uniknya, jumlah tersebut ternyata lebih rendah dari persentase kesediaan anak untuk menanggung biaya hidup orangtua setelah menikah. Padahal, dewasa ini jumlah anak cenderung sedikit jika dibandingkan dengan 10 tahun ke belakang.

"Sebanyak 33 persen anak bersedia menanggung hidup orangtuanya. Ini nanti akan menjadi generasi sandwich, menanggung biaya hidup orangtua dan anaknya," tutur Legowo.

Lebih dari itu, dia menjelaskan tren hidup dan hunian dalam keluarga telah berubah.

"Anak-anak sekarang sudah tidak tinggal satu rumah lagi dengan orangtua. Ada yang beda kota sampai beda negara," ujarnya.

Presiden International Asset Management Michael Dommermuth menambahkan, bangsa Indonesia kini juga merupakan salah satu dari negara-negara di kawasan Asia yang menghadapi risiko umur panjang. Risiko tersebut dinilai dari seberapa lama seseorang hidup tanpa uang dan gaji.

"Sayangnya, meski ingin bekerja, tapi lapangan kerja untuk para pekerja lanjut usia masih sangat terbatas khususnya di kawasan Asia," ujarnya.

Terlebih lagi, pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat di Indonesia juga akan meningkatkan harapan hidup dan menambah risiko umur panjang tersebut. (Sis/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya