Liputan6.com, Jakarta - Hasil riset Manulife Asset Management menemukan hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan beban masa pensiun yang harus ditanggung masyarakat Indonesia. Dalam ulasannya disebutkan, semakin tinggi perkembangan ekonomi di Indonesia maka semakin bertambahnya durasi masa pensiun pegawai di Tanah Air.
"Di negara yang tengah berkembang pesat seperti Indonesia, pertumbuhan penduduk kelas menengah juga ikut tumbuh. Itu membuat harapan hidup seorang pegawai meningkat dan memperpanjang durasi masa pensiunnya," ungkap Presiden Internasional Asset Management, Manulife Asset Management, Michael Dommermuth di Jakarta seperti ditulis Kamis (26/6/2014).
Advertisement
Dalam riset itu disebutkan, rata-rata masa pensiun seseorang diperoleh berdasarkan ekspektasi panjang usianya dikurangi dengan usia pensiun resmi di Indonesia yaitu 55 tahun. Berdasarkan perhitungan itu, rata-rata orang Indonesia diperkirakan akan hidup 25,8 tahun setelah pensiun. Dengan tumbuhnya ekonomi, maka rata-rata masa pensiun pegawai di Indonesia bisa di atas 25,8 tahun.
Dia menjelaskan, kekuatan korelasi ekonomi dan ekspektasi usia seseorang mencapai 70 persen. Tak heran, banyak tenaga kerja yang berharap tetap dapat bekerja meski telah pensiun. Sayangnya, di Indonesia ketersediaan lapangan pekerjaan bagi tenaga kerja berusia lanjut masih cukup terbatas.
"Di Indonesia, 75 persen pekerja lansia yang telah pensiun berharap bisa bekerja kembali. Kenyataannya, hanya 40 persen yang bisa terserap," terang Direktur Presiden Manulife Asset Management Legowo Kusumonegoro.
Dia juga menyoroti soal rendahnya kesadaran masyarakat Indonesia untuk menabung dana pensiun masih tergolong rendah.
Lebih dari itu, kebanyakan pegawai menyimpan kekayaannya pada deposito bank. Padahal terdapat sejumlah instrumen investasi yang lebih menjanjikan untuk digunakan di masa tuanya kelak.(Sis/Ndw)