IPW: Indonesia Darurat Preman

Tidak mendapat jatah preman, seorang oknum diduga anggota TNI nekat membakar seorang juru parkir di kawasan wisata Monas, Jakarta Pusat.

oleh Edward Panggabean diperbarui 26 Jun 2014, 12:08 WIB
Neta S Pane (Antara)

Liputan6.com, Jakarta - Tidak mendapat jatah preman, seorang oknum diduga anggota TNI nekat membakar juru parkir di kawasan wisata Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, Selasa malam, 24 Juni, pukul 22.45 WIB. Yusri (46), korban yang dibakar, rencananya akan dirujuk dari RS Tarakan Jakarta Utara ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat.

Atas peristiwa itu, Indonesia Police Watch (IPW) mengatakan prihatin. "Jakarta sudah dalam kondisi darurat preman dan Polda Metro Jaya tidak mampu mengatasinya. Sehingga aksi-aksi premanisme makin sadis karena merasa dibiarkan aparat kepolisian," kata Koordinator Presedium IPW Neta S Pane, Jakarta, Kamis (26/6/2014).

IPW menegaskan, pemerintah tidak boleh membiarkan kasus ini dan harus mendesak Pom TNI maupun Polri mengusutnya.

"Sebab aksi sadis ini terjadi di sekitar Istana Kepresidenan dan di pusat pemerintahan RI maupun pusat pemerintahan Jakarta. Tentu sangat ironis, jika di sekitar pusat pemerintahan RI sudah dikuasai preman dan preman tersebut bebas berbuat sadis, apalagi preman itu adalah oknum TNI," papar dia.

Neta menilai kasus ini merupakan gambaran bahwa preman di Jakarta makin sadis dan polisi makin tak berdaya. Dari pendataan IPW, ujarnya, preman di Jakarta terdiri dari oknum aparat keamanan, oknum aparat pemda, oknum ormas, dan kelompok masyarakat lainnya.

"Di Jakarta sedikitnya ada 15 kelompok besar preman, yang sebagian besar terdiri dari beberapa suku. Kelompok-kelompok ini umumnya dibacking oknum aparat, sehingga mereka bebas berkuasa. Bahkan kawasan di depan Polda Metro Jaya, tepatnya di Parkir Timur Senayan, dikuasai 3 kelompok preman dan polisi membiarkannya saja," tuding Neta.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Rabu (25/6/2014), juru parkir asal Aceh itu mengalami luka bakar parah di sekujur tubuhnya dan langsung dilarikan ke rumah sakit. Perban menutupi hampir sekujur tubuh Yusri.

Menurut pengakuan Yusri, kejadian itu bermula saat ia sedang menjaga parkir ketika oknum tentara berpangkat sertu berinisial H, tiba-tiba datang meminta jatah Rp 150.000. Namun Yusri enggan memberi dengan alasan belum mendapatkan penghasilan. Karena kesal, pelaku tiba-tiba menyiramkan bensin ke tubuh Yusri dan membakarnya. Polisi langsung memburu pelaku yang identitasnya sudah diketahui. (Sun)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya