Liputan6.com, Jakarta - Pengamat Ekonomi INDEF Ahmad Erani Yustika mengatakan, kebijakan besar yang diambil Indonesia dapat menyebabkan perekonomian negara lain terguncang. Karenanya, pemerintah harus lebih berhati-hati dalam mengambil kebijakan di berbagai sektor khususnya energi dan pangan.
"Kita sepakat, sektor pangan dan energi harus diselamatkan mengingat kekuatan ekonomi negara ditopang dua sektor tersebut baik untuk kepentingan hilirisasi maupun kekuatan ekonomi domestik," jelas dia saat menjadi pembicara dalam acara Seminar Kajian Tengah Tahun INDEF, Kamis (26/6/2014).
Advertisement
Dia lantas memberikan contoh kebijakan energi Indonesia yang berpotensi mengganggu perindustrian Malaysia. Kondisi tersebut dipicu ketergantungan Malaysia terhadap ekspor energi Indonesia.
"Seperti Malaysia hari ini. Kalau ekspor batu bara kita hentikan ke Malaysia, maka ekonomi Malaysia dapat terguncang. Itu karena 60 persen sektor batu bara untuk industri Malaysia bergantung dari Indonesia," terangnya.
Sementara dari sektor pangan, dia menjelaskan permintaan yang terus meningkat dan keterbatasan persediaan dapat membahayakan stabilitas ekonomi suatu negara. Lebih parah dari itu, saat persediaan pangan semakin terbatas, pada waktu bersamaan juga akan terjadi pembatasan jual beli.
"Sama seperti kalau kita punya uang banyak untuk membeli pangan tapi karena keterbatansan pangan di dunia internasional, kita jadi tidak bisa beli. Percuma kekayaannya," pungkas dia. (Sis/Nrm)