Liputan6.com, Jakarta - Lembaga survei PoliticaWave menemukan praktik kampanye hitam di dunia maya paling banyak menyerang pasangan capres-cawapres nomor urut 2, Jokowi-JK. Kampanye hitam yang dituding kepada Jokowi lebih banyak terkait masalah isu SARA, pemalsuan surat ke Kejagung, iklan RIP dan kasus korupsi bus 'karatan' Transjakarta.
Mendapat predikat capres yang paling banyak mendapat serangan kampanye hitam, Jokowi tak banyak berkomentar. Ia justru berharap siapapun pihak yang menyebar kampanye hitam diberi kesadaran dan tidak lagi menebar fitnah yang dapat merugikan orang lain.
"Ora popo.., moga-moga yang buat fitnah, yang jelek-jeleki diberi kesadaran oleh Allah dan diberi kejalan yang benar. Kalau doa saya hanya itu. Nggak usah fitnah dilawan fitnah, kejelekkan dilawan kejelekkan nggak perlu. Fitnah itu dilawan dengan kesabaran, kejelekkan dilawan kebaikan," ujar Jokowi saat menemui para relawannya di GOR Judo, Kelapa Gading, Jakarta Utara, kamis, (26/6/2014).
Untuk menangkal kampanye hitam, Jokowi meminta para relawannya ikut membantu menepis berbagai tudingan yang mengarah kepadanya melalui berbagai cara seperti melalui dunia maya atau komunikasi langsung kepada masyarakat.
Ia pun berharap para pendukungnya langsung turun ke lapangan untuk mempengaruhi masyarakat yang belum mempunyai pilihan.
"Dua minggu lagi waktunya. Tugasnya tinggal dua, menepis isu, segera ditepis, dibantah. Yang kedua, yang berkaitan dengan dari pintu kepintu, door to door, menyampaikan pilihan, bapak ibu harus ketuk pintu ke tetangganya. Tok..tok..disampaikan, ini loh, misalnya kita datang ke tetangga kita, bapak ibu, tanggal 9 mau coblos apa?
"Duaaaaa....." ucap para pendukung Jokowi.
Lembaga survei PoliticaWave menemukan praktik kampanye hitam di dunia maya paling banyak menyerang pasangan capres-cawapres nomor urut 2, Jokowi-JK. Sementara, pasangan capres-cawapres nomor urut 1, Prabowo-Hatta lebih sering diserang kampanye negatif.
"Pasangan Jokowi-JK paling banyak diserang kampanye hitam. Dari total sentimen negatif, 94,9% merupakan kampanye hitam, seperti isu SARA, pemalsuan surat ke Kejagung, iklan RIP dan lain-lain. Sementara kampanye negatif hanya berjumlah 5,1% seperti video JK, mobil Esemka dan lain-lain," kata peneliti PoliticaWave Yose Rizal kepada Liputan6.com beberapa waktu lalu.
Serangan berbeda diterima Prabowo-Hatta. Pasangan itu menerima 86,5% kampanye negatif, seperti diberhentikan dari militer, menolak panggilan Komnas HAM, dan keluar ke Yordania. "Kampanye hitam hanya berjumlah 13,5% seperti Video pemukulan di KPU, memiliki 2 kewarganegaraan dan lain-lain," kata Yose.
Jokowi: Ora Popo, Fitnah Dilawan dengan Kesabaran
Untuk menangkal kampanye hitam, Jokowi meminta para relawannya ikut membantu menepis berbagai tudingan yang mengarah kepadanya.
diperbarui 27 Jun 2014, 07:41 WIBAdvertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
BTN Fund Jadi Andalan Investasi Startup Baru Indonesia
To Be Apa Saja: Penggunaan dan Fungsinya dalam Bahasa Inggris
Mengapa Donald Trump Ingin Kuasai Greenland? Ternyata Karena Alasan Ini
7 Resep Bakwan Jagung Simple yang Renyah dan Gurih untuk Camilan Sehari-hari
Tanda-Tanda Kamu dan Dia Punya Chemistry Kuat, Sudah Merasakannya?
Ombudsman RI Usut Penerbitan SHM di Kasus Pagar Laut Pesisir Tangerang
Kronologi Guru Besar IPB Bambang Hero Saharjo Dilaporkan Polisi, Buntut Perhitungan Kerugian Negara Rp271 Triliun
Warna Abu-Abu Cocok dengan Warna Apa? Panduan Lengkap Padu Padan Outfit
Mobil Ditemukan Setelah Hilang 7 Tahun, Pemiliknya Menangis Haru
Apa Itu Informasi: Pengertian, Jenis, dan Fungsinya yang Perlu Diketahui
Rencana Donald Trump Deklarasi Darurat Nasional Bikin Rupiah Makin Lesu terhadap Dolar AS
Mengenal Ciri-ciri Kaktus: Tanaman Unik yang Tahan Kekeringan