Tak Sesuai Hitungan Fundamental, Harga Minyak Dunia Merosot

Konflik yang terjadi di Irak belum mengganggu produksi dan pengiriman minyak.

oleh Arthur Gideon diperbarui 27 Jun 2014, 06:40 WIB
Ilustrasi Tambang Minyak 2 (Liputan6.com/M.Iqbal)

Liputan6.com, New York - Harga minyak dunia turun pada kamis (Jumat pagi). Penurunan harga minyak tersebut terimbas keluarnya data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang memicu kekhawatiran bahwa permintaan akan minyak di negara tersebut tidak terlalu tinggi.

Patokan harga minyak di West Texas Intermediate, AS untuk pengiriman Agustus turun 66 sen menjadi US$ 105,84 per barel. Sedangkan patokan minyak mentah di London untuk pengiriman Agustus juga mengalami penurunan sebesar 79 sen menjadi US$ 113,21 per barel.

Seperti ditulis oleh Channel NewsAsia, para Analis komoditas melihat bahwa penurunan harga minyak tersebut lebih disebabkan karena adanya laporan belanja konsumen AS. Dalam laporan tersebut, ternyata permintaan akan barang di AS tidak sesuai dengan perkiraan awal atau lebih rendah dari yang diprediksikan.

Laporan tersebut membuat para analis mempertanyakan dampaknya kepada pemulihan ekonomi di negara tersebut. Jika belanja konsumen tidak sesuai dengan perkiraan awal tentu saja permintaan akan minyak juga akan mengalami penurunan.

Analis dari Forex.com,  Fawad Razaqzada mengatakan, data-data ekonomi Amerika membuat para pelaku pasar melihat kembali perhitungan fundamental mereka untuk harga minyak. Dalam hitungan semula, para analis membuat dasar perhitungan perekonomian di Amerika tumbuh tinggi.

"Ternyata dalam perhitungan tersebut para pelaku pasar menyadari bahwa permintaan tidak cukup kuat untuk mendorong harga minyak," jelasnya, Jumat (27/6/2014).

Selain itu, para pelaku pasar juga sedang memperhatikan apa yang terjadi di Irak. Konflik yang terjadi di negara tersebut memang cukup panas. Terjadi beberapa pertempuran yang menewaskan beberapa orang dari kedua kubu yang bertikai.

"Tetapi meskipun begitu, kontrak pengiriman dan juga produksi belum mengalami gangguan," jelas Analis Pasar berjangka Citi, Tim Evans. Karena tidka mengalami gangguan tersebut maka mengurangi sedikit kekhawatiran yang ada. (Gdn)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya