Ketum MUI: Kesucian Ramadan Jangan Dikotori Kepentingan Politik

Bukan tidak mungkin, para ulama ini memanfaatkan bulan Ramadan untuk menyelipkan orasi politik dalam ceramah yang disampaikan.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 28 Jun 2014, 07:00 WIB
Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsudin (Antarafoto)

Liputan6.com, Jakarta - Banyak ulama dan tokoh agama berbondong-bondong mendukung salah satu calon presiden dan wakil presiden yang berlaga pada pemilihan presiden 2014. Bukan tidak mungkin, para ulama ini memanfaatkan bulan Ramadan untuk menyelipkan orasi politik dalam ceramah yang disampaikan.

Hal inilah yang tidak diperbolehkan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Ketua Umum MUI Din Syamsuddin mengatakan, siapa pun tak boleh memanfaatkan Ramadan untuk ajang kampanye pilpres. Hal ini juga berlaku bagi para ulama yang telah memutuskan dukungannya pada salah satu capres.

"Termasuk berkampanye di masjid, memanfaatkan ceramah Ramadhan berbau kampanye," kata Din usai mengikuti sidang isbat di Kantor Kementerian Agama, Jakarta, Jumat (27/6/2014).

Din menambahkan, saling mempengaruhi bisa saja membuat para simpatisan lupa diri. Bahkan, bukan tidak mungkin menimbulkan keributan. Hal inilah yang harus menjadi perhatian setiap umat Islam.

"Jangan kemudian kesucian Ramadan terkotori kepentingan politik. Termasuk sampai kemudian menimbulkan pertentangan sesama orang Islam. Jangan sampai karena politik, ukhuwah Islamiyah tercabik-cabik," lanjutnya.

Karena itu, dirinya mengingatkan pada semua umat Islam agar tetap menjaga kesucian Ramadan, meski masih dalam masa kampanye. "Kita jaga besama-sama kesucian Ramadan ini yang kebetulan ada Pilpres janganlah memanfaatkan untuk kepentingan politik," tandas Din.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya