Liputan6.com, Bandung - Kesimpulan penyidik yang menangani kasus tewasnya kakak beradik anak Perwira TNI Angkatan Darat (AD), Raden Maheza Praja Pratama dan Aura, diperoleh dari bercak darah yang ada di tubuh Acim, yang merupakan pembantunya.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Sabtu (28/6/2014), hasil laboratorium forensik tentang bercak darah di tubuh Acim cocok dengan darah milik korban. Sejumlah barang bukti yang ditemukan di tempat kejadian perkara (TKP) juga mengarah ke Acim.
Kakak beradik Mahesa Praja Pratama (17) dan Aura Rivi Ilaiyah (15) ditemukan tewas di rumahnya di kompleks TNI Angkatan Darat, Jalan Gudang Utara no 18, Kota Bandung, Jawa Barat. Selain mereka, penghuni rumah lainnya adalah Acim (30) yang juga tewas dalam kondisi mengenaskan.
Tim Inafis (Indonesian Automatic Fingerprints Identification System) Polrestabes Bandung menemukan Praja tewas di ruang tengah dengan kondisi bersimbah darah dan leher terluka. Adiknya Aura tewas di ruang belakang dengan bekas jeratan. Sementara jasad Acim tergantung pada seutas tali yang berada di ruang belakang.
Jasad ketiganya pertama kali ditemukan oleh seseorang yang dimintai bantuan oleh orangtua korban untuk mengantar ke sekolah. Karena pintu terkunci dan tak dibuka saat diketuk, ia penasaran dan bersama ketua RT melihat dari atap rumah.
Meninggalnya kakak beradik anak Letnan Kolonel Infanteri Rudi Martiandi, yang tengah bertugas di Kota Solo itu membuat kaget warga sekitar serta kerabat dan teman-teman korban.
Menurut teman korban, sebelum tewas Praja sempat bermain dari sore hingga malam hari. Bahkan sampai Minggu 22 Juni dini hari, Praja masih sempat mengirimkan pesan gambar lewat BBM (Blackberry Messenger).
Korban saat itu tidak mengeluh ada masalah, namun sempat mengkhawatirkan Aura yang ditinggal sendirian bersama pembantunya yang biasa dipanggil Om Acim di rumah. (Ali)
Advertisement