Alasan Pasek Suardika Pilih Jokowi-JK

Menurut Pasek, pilihan mendukung Jokowi-JK adalah pilihan rasional.

oleh Dewi Divianta diperbarui 30 Jun 2014, 07:15 WIB
Gede Pasek Suardika/Helmi Fithriansyah/Liputan6.com

Liputan6.com, Denpasar Kader Partai Demokrat Gede Pasek Suardika mengajak kepada kader Partai Demokrat untuk mendukung Jokowi-JK pada Pilpres 9 Juni 2014 mendatang. Menurutnya, pilihan mendukung Jokowi-JK adalah pilihan rasional. Untuk meneguhkan pilihannya kepada Jokowi-JK, Pasek mempelopori terbentuknya Komunitas Pemilih Dua (PD). Di Bali, Komunitas PD dideklarasikan di Hotel Inna Veteran, Denpasar.

Bahkan, Pasek mengajak serta beberapa elite Demokrat di Bali untuk bergabung dengan Komunitas PD. Di antaranya adalah Bendahara DPD Partai Demokrat Bali yang juga istri Pasek, Evie Lestari, Direktur Eksekutif Partai Demokrat Bali, Nyoman Agung Sariawan, Wakil Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Bangli, Bendahara DPC Partai Demokrat Kabupaten Buleleng serta beberapa kader dan simpatisan lainnya.

Menurut Pasek, pilihan yang dijatuhkan kepada Joko-JK merupakan pilihan yang rasional. "Ini memang pilihan politik yang rasional," sebutnya, Minggu (29/6/2014).

Menurutnya, banyak kader Partai Demokrat yang bekerja secara diam-diam untuk pemenangan Jokowi-JK. Ia pun mengajak seluruh kader Partai Demokrat untuk menentukan pilihan ke Jokowi-JK.

Pilihan mendukung Jokowi, sambung Pasek, setelah didasari beberapa hal. Di antaranya setelah ia mencermati debat capres, mempelajari rekam jejak kandidat, mempelajari visi-misi para capres dan tagline yang digunakan masing-masing kandidat.

"Dan dengan itu semua, saya memilih untuk mendukung Jokowi-JK, karena keduanya sangat dibutuhkan di Indonesia saat ini," papar dia.

Kader Demokrat harus memiliki logika politik sebelum menentukan pilihan. "Jangan sampai hanya menjatuhkan pilihan berdasarkan imbauan para elite, berdasarkan hubungan kedekatan, karena di sana ada besan, mertua atau karena suka dan tidak suka dan sebagainya," jelas dia.

Menurutnya, dari debat capres saja, Prabowo sudah menampar secara langsung pemerintahan SBY dengan mengatakan jika Pemerintahan SBY membiarkan negara membocorkan uang negara lebih dari Rp1.000 triliun.

"Ini sebuah kebohongan besar. Ekonomi Indonesia terus bertumbuh. Bahkan Indonesia menjadi negara dengan ekonomi kuat nomor 5 di dunia. Pertumbuhan kita juga tinggi diangka 6 persen bahkan pernah 7 persen," beber Pasek.

Sekjen Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) pimpinan Anas Urbaningrum itu juga mempersoalkan tagline "Indonesia Bangkit" Prabowo-Hatta yang menurutnya memojokkan Pemerintahan SBY.

"Seolah-olah saat ini pemerintahan sedang jatuh. Ini memojokkan Pemerintahan SBY. Kalau kader Demokrat yang cerdas harus mengembalikan wibawa partai yang diobok-obok Prabowo," tuturnya.

Koordinator Komunitas PD Bali Nyoman Agung Sariawan menjelaskan, dirinya tidak takut dipecat karena dianggap membelot dari sikap resmi partai. "Jika dianggap bermasalah, kami tidak takut dipecat dengan pilihan untuk mendukung Jokowi-JK melalui Komunitas PD ini," tegas Sariawan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya