Penjualan Pakaian dan Buku Bakal Melonjak

Toko ritel modern diperkirakan dapat meraup keuntungan besar dari penjualan produk konsumsi dan buku yang melonjak pada puasa dan Lebaran.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 30 Jun 2014, 11:37 WIB
Menjelang bulan suci Ramadan, penjualan busana muslim di pasar grosir pakaian itu mengalami peningkatan hingga 50 persen, Jakarta, Kamis (26/6/14). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Bulan puasa dan Lebaran menjadi momen untuk meraup pendapatan, terutama bagi perusahaan ritel modern. Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) memperkirakan penjualan produk konsumsi dan pakaian akan melonjak pada Ramadan 2014.

Wakil Ketua Aprindo, Tutum Rahanta mengungkapkan, pengusaha ritel rutin kebanjiran permintaan produk konsumsi dan pakaian setiap puasa dan Lebaran. Bahkan peningkatannya bisa berkali-kali lipat dibanding bulan-bulan biasanya.

"Permintaan produk konsumsi diperkirakan bisa naik 30-50 persen dari bulan-bulan normal. Itu berarti ada kenaikan sekitar 1,3 sampai 1,5 kali lipat," ujar Tutum kepada Liputan6.com di Jakarta, seperti ditulis Senin (30/6/2014).

Alasannya, tambah Tutum, konsumsi masyarakat Indonesia saat puasa dan Lebaran cenderung naik. Sehingga kondisi ini mengerek penjualan produk konsumsi seperti sirup, dan lainnya.

Sementara untuk penjualan produk tekstil misalnya pakaian jadi akan lebih menggairahkan. Sebab masyarakat mulai menyicil membeli pakaian baru di bulan puasa. Pakaian tersebut akan digunakan saat Hari Raya tiba.

"Kalau penjualan pakaian bisa naik 200 persen atau dua sampai tiga kali lipat dari hari biasa. Nggak afdol tanpa baju baru saat lebaran, apalagi mereka bisa beli dua atau tiga baju baru. Nggak mungkin cuma beli satu," terang Tutum.

Dia mengaku, toko ritel modern juga akan kebanjiran permintaan dari produk buku dan sepatu karena memasuki tahun ajaran baru. (Fik/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya