Tarif Listrik Naik, Impor Pakaian Jelang Lebaran Naik 50%

Sudah saatnya pemerintah turun langsung ke lapangan untuk melihat kesulitan yang dialami oleh industri akibat kebijakan yang diterapkan.

oleh Septian Deny diperbarui 30 Jun 2014, 14:42 WIB
Para pengunjung saat berbelanja busana muslim di pusat tekstil Pasar Tanah Abang, Jakarta, Kamis (26/6/14). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) memperkirakan impor pakaian jadi jelang Hari Raya Idul Fitri tahun ini akan meningkatkan 50 persen jika dibandingkan yang sama pada 2013 lalu.

Ketua Umum API, Ade Sudrajat mengatakan, kenaikan impor tersebut dipicu oleh beberapa hal, salah satu kenaikan tarif listrik untuk industri yang ditetapkan oleh pemerintah.

"Industri dalam negeri mengalami kenaikan tarif listrik sehingga mereka harus menaikan harga produknya," ujarnya saat konferensi pers di Kantor API, Gedung Surveyor Indonesia, Jakarta, Senin (30/6/2014).

Menurut Ade, dengan kenaikan listrik bagi golongan industri I3 sebesar 38,9 persen dan I4 sebesar 64,7 persen membuat harga jual pakaian jadi yang diproduksi di dalam negeri meningkat sekitar 15 persen hingga 20 persen.

"Kalau sudah begitu, pedagangan di Tanah Abang dan lain-lain ya lebih baik mereka impor. Proteksi (impor yang dilakukan pemerintah) jauh lebih dilakukan pada industri hilir bukan pada industri hulu," kata dia.

Menurutnya, sudah saatnya pemerintah turun langsung ke lapangan untuk melihat kesulitan yang dialami oleh industri akibat kebijakan yang diterapkan dan jangan hanya menunggu aduan dari industri yang terbebankan tersebut.

"Tapi sekarang pemerintah hanya menunggu ada yang mengadu, bukannya jemput bola. Kalau tambahan beban yang dialami industri seperti ini butuh penyelidikan 1 tahun, maka industrinya mati duluan," tandasnya. (Dny/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya